Tidak begitu jauh, ada juga relief bersejarah dari zaman Presiden pertama RI Soekarno dan kehidupan masyarakat pada zaman itu. Panjang relief kira-kira 11-12 meter dan tinggi 3 meter.
Ukiran berbahan batu dan semen yang menampilkan kegiatan perdagangan di pasar tradisional itu menyita perhatian pengunjung.
Relief itu bercerita tentang keseharian rakyat Indonesia yang sederhana. Ada patung petani, patung pedagang perempuan, pedagang laki-laki dengan pikulannya, dan patung kerbau. Â
Jadi, pengunjung bisa belajar sejarah mengenai salah satu bangunan tertua di Jakarta ini, saat berada di sini.
Masih di area Museum Sarinah terlihat banyak pengunjung sedang bersantai di tempat duduk berbentuk tangga. Di sebelah kirinya tangga yang bisa dilewati pengunjung yang naik dan turun.
Takjub sekali, modern, milenial sesuai dengan zamannya. Penataannya, desainnya, sangat bagus sekali. Kalau saya sih...yesss! Kedua teman saya? Yes juga!
Kami lantas mengitari Sarinah. Di lantai dasar, pengunjung bisa menemukan berbagai warsa Nusantara. Batik, tenun, songket, tapis, ulos, lurik, endek, hingga kebaya.Â
Beberapa pakaian dari desainer dan pengusaha lokal juga terlihat di sejumlah etalase dan titik. Dilengkapi dengan papan nama desainer yang dimaksud. Jadi, pengunjung sudah tahu, pakaian tersebut hasil desain desainer tersebut.
Di sini, terlihat jenama-jenama yang menjual kain, pakaian, aksesoris, tas, sepatu, hingga pernak pernik khas Indonesia. Pokoknya, Indonesia banget.
Di lantai satu ada gerai seperti toko kue, restoran, dan kedai kopi. Baik tempat makan "franchise", restoran masakan Indonesia, maupun masakan Jepang.Â