Mengingatkan, harta yang saat ini dimilikinya hanya titipan yang sewaktu-waktu akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.
Lantas apa jawaban Qarun? Ia berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku."
Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?
Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka." (QS. al-Qashash: 78).
Nasihat-nasihat itu tidak diindahkannya. Qarun semakin sombong. Ia merasa dirinya hebat dan harta yang dimilikinya murni karena kepintarannya.
Suatu ketika, Allah SWT menurunkan perintah zakat. Nabi Musa As pun mengutus seseorang untuk meminta zakat ke kediaman Qarun. Namun, ketika dimintai bagiannya, Qarun marah dan tidak memberikan sedikitpun hartanya.
Meski Qarun sepupu Nabi Musa As, justru ia menjadi salah satu pendukung Fir'aun. Itu dilakukannya agar ia tetap menduduki posisi yang strategis dalam bisnisnya mengingat saat itu Fir'aun adalah raja yang sangat berkuasa bagi kaum Israil.
Karena dekat dengan Fir'aun, ia menjadi tirani. Jika ada orang yang menghalanginya atau ada yang membuatnya tidak suka, ia akan melapor kepada Fir'aun. Dan oleh tentara-tentara Fir'uan orang itu akan ditangkap dan dipenjara.
Perilaku Qarun yang sombong dan ingkar janji ini membuat Allah SWT menjatuhkan azab pada Qarun. Seluruh harta benda miliknya tenggelam di dalam bumi.
Qarun yang tidak mau melepaskan harta benda miliknya berakhir ikut tenggelam ke dalam bumi.
Firman Allah, "Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri." (28: 81).