Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adiwastra Nusantara 2022, Merawat Kearifan Lokal

9 Februari 2022   22:01 Diperbarui: 9 Februari 2022   22:16 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlengkapan makan bermotif batik juga dipamerkan dalam Adiwastra Nusantara 2022 (dokpri)
Perlengkapan makan bermotif batik juga dipamerkan dalam Adiwastra Nusantara 2022 (dokpri)


Saat pembukaan pameran Adiwastra Nusantara 2022 tampil penyanyi Lea Simanjuntak bersama sejumlah model mengenakan selendang karya peserta lomba selendang Indonesia.

Panitia Penyelenggara Adi Wastra Nusantara 2022 Lalita Nerissa Soelarso, menambahkan, pihaknya mendatangkan langsung lebih dari 250 pengrajin yang tersebar dari Sabang hingga Marauke.

Mulai dari pengrajin kain dari Cirebon, Jawa Barat, Kalimantan, dan Sumatera dihadirkan langsung ke acara pameran ini. Perajin dari Sumba, NTT didatangkan langsung untuk memamerkan hasil kerajinan tangannya.

Selain kain, Adi Wastra Nusantara 2022 juga menawarkan furniture dengan gaya-gaya etnik, aksesoris, dan berbagai macam selendang dari seluruh Indonesia. Harga yang ditawarkan beragam, dari Rp100 ribu hingga puluhan juta rupiah.

Lita menjelaskan, patokan harga biasanya tergantung dari kesulitan pembuatan. Berbeda dengan kain biasa, kain tradisional biasa dibuat hingga berbulan-bulan dengan tingkat kerumitan beragam.

Bagi pecinta kain tradisional, wajib berkunjung ke sini. Tidak perlu lagi jauh-jauh untuk mendapatkan kain khas daerah nusantara di Indonesia.

Dian Warastuti, salah satu pengunjung, menyampaikan kekagumannya atas kain-kain tradisional di seluruh Indonesia yang dipamerkan di acara. Ia menjadi tahu jenis-jenis kain khas yang dimiliki daerah. Wawasannya pun bertambah.

Dia sendiri rutin mengunjungi kegiatan ini. Itu sebabnya, ketika ia mendengar akan kembali diadakan setelah vakum 2 tahun, ia pun menyambutnya dengan penuh suka cita. Ia belajar banyak dari filosofi yang terkandung dalam pembuatan wastra.

Di bagian lobi saja, pengunjung, bisa menyaksikan kain-kain yang dipajang. Tidak untuk diperjualbelikan, melainkan sebagai karya seni yang bisa dipelajari.

Terdiri atas batik pesisir pusaka Indonesia koleksi Hartono Sumarsono, kain tapis Lampung koleksi Stephanus Hamy dan seni serat koleksi Binarul Anas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun