Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adiwastra Nusantara 2022, Merawat Kearifan Lokal

9 Februari 2022   22:01 Diperbarui: 9 Februari 2022   22:16 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan model busananya pun tak sekadar resmi, tapi juga bergaya kasual. Karya kreatif anak bangsa ini akan lebih dihargai jika kita juga menghargainya.

"Saya sendiri berharap kaum muda bisa memulai mencintai budaya Indonesia dengan perspektifnya masing-masing," tuturnya.

Menurutnya, pengenalan kain tradisonal kepada generasi milenial ini, juga memberikan dampak ekonomi sangat positif terhadap usaha para perajin dan pengusaha kain tradisional di seluruh Indonesia.

Pegiat promosi kain adipati nusantara ini dimonitori oleh Edith Ratna Soeryosoeyarso. Menurut penuturannya, Adiwastra Nusantara telah diselenggarakan sejak 2008.

Baginya, kain tradisional dari berbagai daerah di Nusantara adalah salah satu kekayaan budaya yang turut menyumbang pilar pengikat keindonesiaan.

Kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk lebih mendekatkan, dan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kain-kain tersebut. Jadi, masyarakat tidak perlu pergi jauh-jauh ke daerah asalnya untuk mendapatkan wastra.

Di sini, beragam kain adati dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papau, lengkap dipamerkan di Adiwastra Nusantara 2022.

Adiwastra Nusantara 2022 ini bekerjasama dengan para pegiat, kolektor hingga generasi muda. Meski konsepnya lebih ke melineal, tapi tidak melupakan kekayaan dan budaya nusantara. Agar mereka semakin  mencintai kebudayaan Indonesia.

Salah satu keunggulan kain-kain tradisional nusantara terletak pada nilai alaminya. Kain-kain tersebut dibuat dengan tangan, dan dioleh dengan pewarna alam.

Maka tidak heran jika harganya relatif mahal. Tapi, harga ini sepadan dengan kualitas dan keindahannya. Berdasarkan budaya lama yang sudah mengakar dan mengandung filosofi.

Pameran ini juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti peragaan busana, demo produk tenun, talkshow batik ramah lingkungan, hingga peluncuran buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun