"Ini dok, hasil swab antigen pasien atas nama ibu Tety negatif, dengan ca mamae, apa perlu dilanjutkan dengan test PCR?" tanyanya.
"Oh, nggak usah ya dok," katanya.
"Hasil labnya bagus," katanya sambil merinci yang tertera dari hasil lab. Terdengar ia menyebut Hemoglobin, Leukosit, Trombosit, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, Albumin, Globulin. Menandakankan saya tidak demam berdarah dan tidak ada infeksi lainnya.
"Baik dok, terima kasih dok, maaf ya dok sudah mengganggu waktunya," kata petugas.
Suami kembali ke IGD, menyampaikan hasil cek darah saya bagus. Mengapa perlu cek labaoratorium karena untuk memastikan saya tidak terkena demam berdarah. Dalam situasi seperti ini yang perlu diwaspadai yaitu Covid-19 dan Demam Berdarah.
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya saya mendapat kamar di lantai 3. Saya baca tertulis Ruang Perawatan Eksekutif. Saya mendapat kamar 385. Ini adalah ruang perawatan kelas 1 sesuai kepesertaan saya di BPJS Kesehatan.
Tata Tertib Pelayanan Rawat Inap
Di dalam kamar ada 2 bed. Ketika saya masuk, sudah ada pasien yang lebih awal di sini. Pasien seorang ibu lansia, yang didampingi suami yang juga lansia.
Saya pun merebah. Suami menemani saya sejenak. Dalam masa pandemi Covid-19, tidak ada yang boleh menunggu pasien, kecuali jika dalam keadaan kondisi tertentu. Boleh ada penunggu tapi harus diswab antigen terlebih dulu. Kalau positif baru diperkenankan.
Suami saya sebenarnya hasil swab antigennya negatif ketika diperiksa di kantornya. Tapi hasil test ini tidak berlaku di sini, harus dilakukan di RS yang sama dengan pasien dirawat.