Selain itu, meningkatkan kewaspadaan, dan deteksi dini, terutama pada kelompok risiko tinggi (perokok di atas usia 40 tahun). Deteksi dini dan diagnosis kanker paru seperti biopsi dan bronkoskopi harus tersedia secara luas.Â
Tersedianya akses ke diagnostik yang memadai menjadi salah satu kunci untuk mencapai penanganan yang baik. Saat ini, skrining dan diagnostik masih menjadi kendala yang mengakibatkan pasien baru dapat mengetahui kanker ketika sudah di stadium lanjut.
Rangkuman hasil diskusi mengenai peningkatan pencegahan dan diagnosis kanker paru, peningkatan akses untuk penanganan yang tepat dan akurat sesuai tipe-tipe kanker paru yang ada, dan pembiayaan yang inovatif untuk mendukung keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), ini oleh PKJD-UI akan dijadikan rekomendasi tertulis yang akan disampaikan kepada pemerintah untuk membantu peningkatan penanganan pasien kanker paru.Â
Terlebih berdasarkan studi komparatif tentang kebijakan terkait kanker paru antar negara di Asia Pacific yang dilakukan The Economist Intelligence Unit (EIU) pada 2020 menghasilkan penilaian dan rekomendasi bahwa profil kebijakan kanker paru Indonesia masih berada dinilai sedang menuju rendah untuk semua parameter dibandingkan negara lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H