Atau seperti kanker payudara yang bisa diketahui dari adanya benjolan di payudara. Kalau kabker paru, hanya ada sedikit ujung saraf di paru-paru, tumor dapat tumbuh tanpa menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Itu sebabnya, banyak abai dan lengah.
Dr. Sita Laksmi Andarini, SpP(K), menyampaikan berdasarkan data RSUP Persahabatan dan di Kota Surabaya ada lebih dari 80 persen pasien kanker paru datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut.Â
Salah satu penyebabnya antara lain gejala kanker paru yang tidak mudah dikenali oleh orang awam karena paru menjadi organ tubuh manusia yang tidak memiliki sensor rasa sakit.
"Paru-paru tidak memiliki sensor sakit. Kalau sudah berat baru ketahuan. Biasanya diawali gejala nafas susah, batuk berdarah lebih dari dua pekan. Itu mengapa secara alamiah, kasus banyak yang datang terlambat," jelas dr Sita.
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan seseorang bisa terkena kanker paru. Meski rokok bukan menjadi penyebab utama, namun berdasarkan data orang yang aktif merokok 15 hingga 25 kali lipat beresiko terpapar kanker paru daripada mereka yang bukan perokok.
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, yang ratusan bahan kimia di antaranya mengandung racun dan sekitar 70 persen dapat menyebabkan kanker.Â
Saat kita terkena paparan asap rokok, baik karena menjadi perokok aktif atau pasif, bahan kimia dalam asap rokok dapat memasuki aliran darah dan mempengaruhi seluruh tubuh.
"Paparan asap rokok akan meningkatkan risiko penyakit kanker paru. Itu sebabnya, usia di atas usia 40 tahun dan merokok aktif, sebaiknya melakukan deteksi dini dan diagnosis kanker paru yang dapat dilakukan melalui biopsy dan bronkoskopi," ujarnya.
Di sisi lain, sejak pandemi Covid-19 mewabah, orang-orang mulai aware dengan kesehatan parunya. Terlebih Covid-19 ini lebih banyak menyerang paru-paru. Justeru karena ada pemeriksaan thorax inilah -- untuk memastikan Covid-19 atau bukan, ditemukan pula kanker paru lebih dini, ungkap dr. Sita.Â
Sementara itu, dr. Tubagus Djumhana, SpPD-KHOM, menambahkan, banyak menemukan kasus keterlambatan pengobatan pada pasien kanker paru pada pria di atas 40 tahun yang sudah lama merokok.Â