Sayang, yang dinanti belumlah datang
Seorang utusan justeru tiba mengajak perang
Puteri cantik jadi perdebatan
Hendak diserahkan sebagai upeti tanah jajahan
Sontak semua menolak
Pun Ayahanda sang Puteri berontak
Puteriku bukan barang dagangan
Puteriku tanda kehormatan
Lebih baik kami berkalang tanah
Puteriku tak akan pernah kuserahkan
Tekad api itu bergelora
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!