Dilthey menekankan bahwa pemahaman harus mencakup konteks historis, pengalaman, dan tujuan. Dalam hal ini, konteks SA320 terkait dengan bagaimana auditor menentukan materialitas untuk mengevaluasi risiko kesalahan penyajian dalam laporan keuangan.
- Konsep Matematis (Logaritma):
Persamaan Log3(27)+Log4(16) memberikan hasil total nilai materialitas (5), yang menunjukkan bobot tertentu untuk mempertimbangkan elemen-elemen yang signifikan dalam audit. - Makna Filosofis:
Logaritma mencerminkan proses pemahaman bertingkat (gradual), di mana elemen-elemen kecil (log 3 dari 27 dan log 4 dari 16) digabungkan untuk mencapai pemahaman yang utuh. Proses ini sejalan dengan tugas auditor dalam menentukan materialitas secara komprehensif.
2. Relevansi Materialitas (Makna Empiris):
- Logaritma sebagai Proksi Materialitas:
- Log3(27) = 3: Menunjukkan elemen yang signifikan berdasarkan basis angka 3.
- Log4(16)= 2: Menggambarkan elemen tambahan berdasarkan basis angka 4.
- Totalnya 5: Mewakili tingkat materialitas agregat. Auditor, melalui hermeneutika, dapat memaknai hasil ini untuk menetapkan batasan yang relevan terhadap elemen laporan keuangan yang memerlukan perhatian lebih besar.
- Proses Pemaknaan:
Nilai ini tidak sekadar angka, tetapi menjadi dasar untuk keputusan auditor dalam menetapkan materialitas pelaksanaan. Dengan menilai bagian penting laporan keuangan, auditor dapat menentukan risiko penyajian yang material.
Risiko Negatif yang Harus Dikelola:
- Interpretasi Matematis: Nilai () pada titik minimum menunjukkan kondisi risiko salah saji material yang dapat diminimalkan dengan langkah mitigasi.
- Interpretasi dalam Audit: Auditor perlu fokus pada area dengan risiko tinggi di sekitar titik maksimum = - 5/6 dan memastikan prosedur pengendalian internal klien memadai untuk mencegah salah saji material.
Langkah Respons Auditor (SA 330):
- Evaluasi Prosedur Kontrol: Identifikasi kelemahan pengendalian internal yang menyebabkan peningkatan risiko.
- Desain Pengujian: Lakukan pengujian substantif tambahan untuk area dengan risiko tinggi.
- Komunikasi dengan Klien: Sarankan perbaikan pengendalian internal di area yang rentan terhadap salah saji material.
Mengintegrasikan Hermeneutika Wilhelm Dilthey dalam SA 330
- Pemahaman Konteks Risiko: Auditor tidak hanya melihat angka atau kesalahan teknis, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor historis, sosial, dan budaya yang memengaruhi entitas yang diaudit. Ini membantu dalam menilai seberapa besar dampak risiko terhadap laporan keuangan.
- Interpretasi Berdasarkan Pengguna Laporan: Auditor harus memahami siapa yang akan menggunakan laporan keuangan dan bagaimana kesalahan penyajian dapat mempengaruhi keputusan mereka. Ini dapat memengaruhi bagaimana auditor merancang responsnya.
- Desain Respons yang Tepat: Berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang konteks dan risiko, auditor merespons dengan prosedur audit yang lebih disesuaikan, bukan hanya standar. Ini bisa berupa pemeriksaan lebih lanjut terhadap area berisiko tinggi atau wawancara dengan manajemen.
- Dialog dengan Manajemen: Menggunakan pendekatan hermeneutik, auditor berinteraksi dengan pihak terkait (seperti manajemen) untuk memahami lebih baik keputusan-keputusan yang diambil dan bagaimana hal itu memengaruhi risiko yang teridentifikasi.
- Penyesuaian Respons Secara Dinamis: Hermeneutika mengajarkan pentingnya refleksi dan penyesuaian. Auditor dapat menyesuaikan respons mereka terhadap risiko seiring berjalannya audit, berdasarkan bukti yang dikumpulkan dan perkembangan dalam proses audit.
Nilai kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit PT Gua Selomangleng, berdasarkan pendekatan matematis ini, memiliki total dampak sebesar 18 unit pada laporan keuangan. Auditor dapat menggunakan hasil ini untuk mengevaluasi apakah kesalahan tersebut material dan apakah langkah koreksi diperlukan, sesuai dengan ketentuan SA 450.
persamaan matematis ini dapat dipahami sebagai representasi simbolik dari proses berpikir dan analisis auditor dalam mengevaluasi kesalahan penyajian. Interpretasi ini menyoroti hubungan antara aspek kuantitatif (matematika) dan kualitatif (hermeneutika) dalam menjalankan tanggung jawab profesional.
Interpretasi hermeneutis terhadap data matematis adalah:
- Angka 26 mencerminkan keputusan spesifik dalam proses audit untuk mengevaluasi unsur pilihan.
- Makna holistik: Data ini adalah bagian dari narasi yang lebih luas tentang kecukupan bukti audit, yang berperan dalam membangun keyakinan auditor atas laporan keuangan.Konteks historis dan pengalaman: Seperti yang disarankan oleh Dilthey, data ini harus dipahami dengan menghubungkannya pada risiko audit, pengalaman perusahaan, dan relevansinya terhadap audit yang sedang dilakukan.