Mohon tunggu...
NENG APRIANTI
NENG APRIANTI Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110012 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.e., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TB 1 - Dialektika Hermeneutis Hanacaraka untuk Prosedur Audit Pajak

23 Oktober 2024   00:46 Diperbarui: 23 Oktober 2024   01:03 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul TB 1, Hakekat Aksara Jawa, Dokpri Apollo, Prof

Mengapa setiap tahapan dalam proses audit pajak bisa dikaitkan dengan elemen-elemen Hanacaraka?

Setiap tahapan dalam proses audit pajak bisa dikaitkan dengan elemen-elemen Hanacaraka karena kedua sistem ini sama-sama mengandung filosofi dialogis dan dialektika, yang mencerminkan interaksi, penyelidikan, dan penemuan kebenaran.

Berikut ini beberapa alasan mengapa tahapan proses audit pajak dapat dikaitkan dengan Hanacaraka:

1. Simbolisme Dualitas dan Dialogis

Aksara Hanacaraka melambangkan cerita tentang dua utusan (Hanacaraka) yang saling berhadapan dan membentuk narasi dialektis. Dalam proses audit pajak, auditor dan wajib pajak juga berada dalam posisi saling berhadapan, dengan auditor sebagai pihak yang memeriksa dan wajib pajak yang memberikan data serta penjelasan. Setiap tahap audit melibatkan pertukaran informasi dan klarifikasi, yang mirip dengan proses dialog antara dua pihak.

2. Tahapan yang Berproses

Setiap aksara dalam Hanacaraka memiliki urutannya yang tersendiri dan saling berhubungan, seperti tahapan dalam audit pajak yang harus dilalui satu per satu untuk mencapai hasil akhir. Setiap tahapan saling melengkapi, di mana pemeriksaan dokumen, klarifikasi, dan penilaian akhir membentuk siklus lengkap dari audit pajak, sama seperti urutan aksara Hanacaraka.

3. Dialektika dan Pertentangan (Tesis, Antitesis, Sintesis)

Aksara Hanacaraka juga mengandung unsur dialektika, di mana ada pertentangan antara dua pihak (tesis dan antitesis) yang akhirnya menghasilkan kebenaran (sintesis). Dalam proses audit pajak, auditor dan wajib pajak sering kali memiliki interpretasi yang berbeda mengenai kewajiban pajak, sehingga terjadi perdebatan atau diskusi untuk menemukan kebenaran. Kebenaran final ini ditemukan melalui dialog dan pertukaran argumen.

4. Filosofi Keharmonisan dan Keseimbangan

Hanacaraka juga melambangkan keseimbangan dan harmoni, yang penting dalam mencapai hasil yang adil dan transparan dalam audit pajak. Dalam proses audit, harus ada keseimbangan antara kepentingan negara (pemerintah) yang mengumpulkan pajak dan hak-hak wajib pajak yang memberikan informasi. Semua proses audit harus dilakukan secara proporsional dan adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun