Salah satu prinsip utama hermeneutik adalah bahwa teks tidak dapat dipahami secara terpisah dari konteks historis dan budaya di mana teks itu dihasilkan. Pemahaman teks melibatkan pengakuan terhadap latar belakang sosial, politik, dan budaya penulis serta pembaca.
c. Lingkaran Hermeneutik
Konsep ini menggambarkan bahwa pemahaman teks melibatkan pergerakan bolak-balik antara bagian dan keseluruhan. Untuk memahami bagian-bagian tertentu dari teks, kita perlu memahami keseluruhan teks, dan sebaliknya. Proses ini bersifat dinamis dan berkelanjutan.
Apa yang dimaksud Hanacaraka?
Hanacaraka disebut juga aksara jawa. Â Aksara adalah lambang atau simbol dari suara atau bunyi. Dalam KBBI disebutkan pengertian aksara sebagai sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran atau ucapan. Aksara juga disebut sebagai huruf.
Aksara Jawa Kuna atau Kawi diyakini sebagai pendahulu bagi aksara-aksara Nusantara yang lebih modern, seperti aksara Jawa dan aksara Bali. Aksara Kawi tidak serta merta ada begitu saja. Ada mata rantai sejarah yang mengawali perkembangan aksara Kawi. Perkembangan aksara Kawi ini tidak lepas dari bentuknya yang lebih kuno yaitu, aksara Pallawa.
Aksara Pallawa yang mengalami pengubahan bentuk huruf, diperkirakan terjadi pada abad ke-8. Aksara Pallawa itu sendiri merupakan turunan aksara Brahmi dan berasal dari India. Aksara Pallawa ini diyakini juga menjadi induk semua aksara daerah di Asia Tenggara.
Ragam aksara Pallawa dan Kawi sendiri tidaklah homogen, baik bentuk maupun pengejaannya. Hanya sistem abjadnya saja yang tidak berubah tetap mengikuti aksara Brahmi atau seperti Devangari yang menjadi pendahulunya. Ini yang sebenernya juga menjadi esensi dari aksara itu sendiri, karena aksara adalah 'keabadian' (Monier-Williams, 1899:3)
Legenda mengatakan bahwa aksara jawa diciptakan oleh Ajisaka yang mana susunan aksara jawa dengan pangram "hanacaraka" mengisahkan pertarungan dua abdinya, Dora dan Sembada hingga gugur. Dari sisi Sejarah, aksara Jawa merupakan kelanjutan transformasi aksara Kawi yang bentuk modernnya telah tetap ortografinya sejak abad ke -17.