Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sapu Tangan Usang

24 April 2024   14:54 Diperbarui: 24 April 2024   15:02 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber  Gambar Bing image Kreator digital Ai

"Tapi... Nenek sendirian," ucapku lirih seraya menggenggam erat tangannya. Nenek melepaskan genggamannya lalu menunjuk ke atas.

"Ada Allah yang selalu membersamai Nenek,' ujarnya penuh senyum. "Ya... Allah egoiskah aku?" ucapku dalam hati. Tak kubayangkan Nenek yang berjalan sediri mengantar makanan-makanan dari warung ke warung. Tangisku pecah... keraguan melanda tapi satu tekad untuk dapat merubah keadaan membuat aku menjadi seorang cucu yang egois?

Kupeluk Nenek. Kukecup keningnya sangat lama seraya berdoa, semoga ini bukanlah sentuhan terakhirku di usia senjanya, semoga 4 tahun yang akan datang aku masih bisa menyentuhnya dengan senyum dan kebahagian di ujung usianya. Semoga...dan... semoga.

Dengan derai air mata yang tak bisa kuhentikan sejak kedatangan surat pemeberitahuan beasiwa itu. Kurapihkan helai demi helai baju yang akan kubawa di temani Nenek yang duduk di sudut kasur lantaiku. Tatapan penuh harap. Degup jantungnya, sangat aku rasakan, hanya saja aku tak melihat tetesan air mata dari kelopak rentanya. Demi menguatkan aku ia berusaha untuk kuat.

Mungkin aku tak seberuntung mereka, tapi mereka tidak sekuat aku!

Universitas Indonesia... aku datang!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun