Aku tertunduk, dengan lirih kukatakan kepada angin. "Wahai angin kembalikan rindu itu padaku, biarlah rindu yang tertahan tetap bertahta di hatiku."
Kupejamkan mata dalam keheningan menanti mimpi di penghujung malam, sesaat aku terbuai diantara suara-suara binatang malam yang tidak mengenal batas hidup dan kematian, hingga mata lelah ini menolak cahaya dan terlelap. Malam membungkus tidurku dengan kabut kerinduan.
Kusambut pagi tanpa perubahan. kembali aku berdiri di samping jendela kamar, tak kutemui embun pagi ini. Mungkin, mentari telah membawanya pergi dengan sinar hangatnya. Celoteh burung kenari di ranting kecil seolah ingin mengajakku bercanda, alangkah bahagianya burung-burung itu melompat kian kemari dan berkicau tanpa beban.
Aku yang terjebak dalam kenangan, tanpa kuasa menahan arus rindu yang terus mengalir menuju sebuah nama. Rindu yang membuat aku ingin selalu menatap senja, rindu yang membuat aku selalu ingin menyendiri, menanti angin memberi kabar tentang sebuah nama yang kurindu. Rindu membuat aku bersahabat dengan malam yang setia mendatangkan mimpi-mimpi tentangnya.
Saat ini aku kembali menatikan malam tanpa ingin melewati senja, semburat jingga yang selalu menawarkan ke damaian di tengah pusaran badai kerinduan yang membuncah.
Mataku terlalu lelah untuk terus terjaga hingga sura isak tangis mengusik lelapku.
Aku terbangun kuhampiri malam yang tampak kelam" Wahai malam mengapa kau begitu sedih.? " Malam pun menjawab "Aku tidak lagi membawakan mimpi indah untukmu. " Jawab malam nyaris tak terdengar.
"Wahai malam... Bawakan lagi mimpi untukku, seperti halnya angin yang telah mengembalikan rinduku." Pintaku mengiba pada kegelapan malam.
Kemana aku harus titipkan rinduku? kutegakkan kepala menatap langit, kupadang langit malam yang terbalut awan hitam. Seandainya petir adalah syarat untuk menyatukan rindu ini, aku ingin menjadi awan yang menghitam.
Aku terlalu lama berada di kubangan rindu. Hanya bercumbu dalam mimpi-mimpi bersama bayangan semu sebagai pengobat rindu. Haruskah aku salahkan rindu?? Atau semua hanya rasa yang berlebihan...
Setelah angin mengembalikan rindu dan malam tak lagi memberikan mimpi-mimpi semu.