Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Titip Rindu Untuk Sebuah Nama

18 April 2024   20:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   05:30 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nostalgia yang selalu kukenang. Ah...! Entah sampai kapan bayangan tentangmu akan menghilang semakin kupendam semakin kuat asa yang kurasakan.

Sebuah asa yang sangat menyiksa. Sesempurna itukah dia? Sehingga aku tidak dapat menemukan sosoknya pada orang lain? Sesempurna itukah dia? Sehingga tahtanya tidak tergantikan dalam hati dan jiwaku?

Memejamkan mata di kesunyian malam. hal terindah yang kerap kulakukan. Menata hati agar berhenti bergejolak. Bayang semu sebuah nama yang terus terukir dalam jiwa dan mimpi.

Larik-larik senja bergelayut manja. Menyisakan rona jingga di ufuk timur, membelai hangat sekujur tubuh, "Akh, aku sangat merindukannya," gumamku.

Kurasakan rona senja sore itu, seolah menjelma menjadi sosok yang rupawan. Membawaku ke suatu tempat yang belum pernah kudatangi. Semerbak aroma bunga menyeruak ke dalam penciumanku, kembali kupejamkan mata. Mencoba menikmati sajian senja sore itu. Kutarik nafas sedalam-dalamnya dan kuhembuskan lewat mulut yang mulai bergetar menahan sesaknya rindu dalam dada.

Sejenak aku terdiam. Hingga bisikan senja mengusik diamku seakan tau apa yang aku rasa "Aku tidak menjanjikan keindahan senja esok hari, begitupun dengan waktu yang tak akan bisa terulang, semua yang kita lalui saat ini hanya akan menjadi cerita dalam kenangan yang menyisakan rindu."

Senja pun tidak selalu indah keadaan yang memaksanya terus berubah, tapi... Apa langit selalu merindukan rona senja yang sama??

Langit seakan mendengar bisikan hatiku dan ia berkata. "Aku selalu menerima perubahan senja tanpa memaksa untuk memberikan rona yang indah di setiap senjanya."

Aku belajar pada langit yang menerima perubahan tanpa memaksa keadaan. Perlahan malam menyapa dengan keheningan. Dari balik jendela kamar memandang rembulan bersembunyi di balik awan di antara kerlip bintang yang bertaburan

Angin datang menghampiri dengan kemurungan, aku bertanya "Wahai angin mengapa wajahmu tampak murung?" Angin tidak lantas menjawab ia membelaiku dengan raut kesedihan dan.... ia menangis. Angin berkata di sela tangisnya," Rindumu masih digenggamanku, sebuah nama yang kau rindu telah membuangnya dibalik pintu kenangan yang ia tutup rapat."

Mataku menghangat. Gerimis mulai turun dari ceruk bola mataku tanpa mendung. Membentuk anak sungai di kedua pipiku, ia tak rela membiarkan hati ini kembali terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun