Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Pintu Rumah Kiayai

18 Maret 2024   14:18 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:25 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pasti ada sesuatu yang disembunyikan, Pak Kiayai," batinnya.

Butiran embun kian menjamah. Kesejukan berbalut dingin bersama malam yang kian bergelayut. Jenuh kian menguap mata Salsa pun mulai terserang kantuk. Namun ada satu pemandangan yang membuatnya mengerjapkan mata.

Sang kiayai tengah berjalan sendirian. Salsa membenarkan posisi duduknya serta Berusaha memperhatikan orang tua itu.

Salsa memicingkan kedua mata, berusaha memfokuskan penglihatannya. Sungguh aneh melihat orang tua berjalan sendirian di tengah malam, berkeliling area pondok. Nampak kedua bibirnya bergerak seperti orang yang sedang melafalkan doa-doa.

"Oh... mungkin ini yang membuat para santri betah di tempat ini. pak kiayi menggunakan jampi-jampi," otak Salsa menyimpulkan sekenanya.

Merasa telah menemukan jawaban dari semu pertanyaan. Salsa pun beranjak meninggalkan pemandangan aneh yang di lakukan orang tua itu. Ia dapat tertidur dengan nyenyak.

***

"Ada apa, Sa? Sepagi ini kamu sudah senyum-senyum sumringah, baru dapet transferan uang jajan ya?" tanya Nafisa sedikit heran.

"Aku sudah dapat jawaban dari semua pertanyaanku," jawab Salsa sambil mendekati Nafisa.

"Pertanyaan yang sering kamu lontarkan kepada kakak-kakak santri senior?" Salsa menjawab dengan anggukan.

"Lalu apa jawabannya?" kembali Nafisa bertanya seraya memperhatikan raut wajah Salsa yang masih tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun