Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Pintu Rumah Kiayai

18 Maret 2024   14:18 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:25 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau mungkin terpaan angin lembut yang meniup jerami penutup atap gazebo hingga tak ada yang mau bersenda gurau di sana. Entahlah, Salsa hanya merenungi setiap perkataan dan berbuatan mereka di sini.

sumber Fhoto Bing image kreator digital Ai
sumber Fhoto Bing image kreator digital Ai

"Apa maksud dari kata, Kiayi waktu kemarin?" Tanya Salsa, kala itu kepada Nafisa sahabat satu kamarnya.

"Yang mana?"

"Jangan biarkan dirimu mengejar dunia, tapi biarkan dirimu yang dikejar dunia, Apa artinya kita tidak boleh bekerja? Hal yang mustahil" ujar Salsa seraya mengangkat bahu.

"Ya, nggak mustahillah... contohnya pak, Kiayai. Dia tidak kelihatan bekerja, tapi lihat kehidupannya? Bahkan punya mobil mewah!" jawab Nafisa. Dengan ekspresi takjub.

"Ya, itu sih kebetulan saja," kila Salsa.

"Kebetulan itu hanya sekali, tapi yang terjadi kepada pak, Kiayi itu berkali-kali, malah ada yang di tolaknya," Nafisa meyakinkan. Tidak ada yang dapa Salsa lakukan selain diam, saat itu.

Dan sekarang, lagi-lagi Salsa merenung di tengah kesunyian. Duduk di gazebo pondok yang berada tepat di depan asrama putri, Kakinya di biarkan menjuntai. Sesekali menatap rembulan yang bersinar, pendar cahayanya menebar ke seluruh lapangan rumput di hadapannya. Tempat biasa para santri bermain mengisi waktu luang.

sumber Fhoto bing Image kreator digital AI
sumber Fhoto bing Image kreator digital AI

Sengau sang pungguk turut membisikan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Seringkali Salsa menanyakan kepada para santri senior, tentang apa yang membuat mereka betah tinggal di tempat ini. Tapi jawabannya selalu mainstrem. Sama sekali tidak memberikan jawaban yang bisa memuaskan Salsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun