30 Juni 2021
 Tuhan, aku ingin menjadi manusia bermanfaat untuk semua orang. Kabulkan, ya.
  Surat-surat kecil, harapan-harapan besar. Haru, pilu, menjadi satu. Tiba-tiba notifikasi ponselnya berbunyi berkali-kali, Firza membukanya. Mengerutkan alis heran, banyak orang mengucapkan selamat di Instagramnya. Entahlah ini hari bahagia atau derita? Hari-hari penuh duka atau suka cita untuk episode-episode selanjutnya? Pasalnya Komunitas Pencinta Literasi memenangkan festival literasi tingkat provinsi tersebut. Bahkan, banyak insan tersentuh dengan narasi dari Ayesha. Patut diakui, memang sugesti Ayesha kuat, kalimatnya dari hati senantiasa menguras emosi.
 Sehari setelah pengumuman kemenangan, para warga serta anak KoPi kembali ke pemakaman Ayesha, mengucapkan beribu terima kasih serta permintaan maaf karena selalu meremehkan cita-citanya. Pak Kepala Sekolah mewakili seluruhnya berkata, "Memang tubuh Ayesha terkubur di dalam tanah, tapi ... jasanya, semangatnya yang luar biasa, mengubah mindset kami yang selalu menyerah dan pasrah, menyuruh kami gerak jalan bukan jalan di tempat, akan selalu terkenang. Prestasi-prestasi, serta memperbaiki pemikiran kami tentang pendidikan, akan abadi."
Ayesha. Amerta. Abadi. Tak terganti.
Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H