Mohon tunggu...
NellaLestari _07
NellaLestari _07 Mohon Tunggu... Penulis - Aktif

Pelajar SMA yang mencoba berimajinasi di sela-sela menumpuknya tugas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amerta

21 November 2021   11:30 Diperbarui: 21 November 2021   11:42 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

  Di saat semua bertolak diri, lagi-lagi yang menghantui pikiran sendiri. Ayesha termenung dalam lamun, sudah lelah mendeskripsikan cacian yang pernah ia telan mentah-mentah. Namun, syukurnya, ia masih ingat kata Ir. Soekarno, "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."

  Sang Bunda sebelum dijemput Tuhan  tanpa tinggalkan pelukan, pernah menasihati sambil menyisir rambut panjangnya, "Kalau enggak ada yang support Ayesha, Bunda selalu ada."

  "Memangnya Bunda di mana?"

  "Dulu Ayesha tinggal di perut Bunda, udah dari kecil kemana-mana sama Bunda. Kalau sekarang, Bunda adanya di sini  ..." Sang Bunda memegang di dada Ayesha. "Terus bermimpi dan berusaha ya, Nak. Sampai kamu lupa cara menyerah."

  Benar memang, Ayesha dan KoPi mengikuti lomba mewakili sekolah untuk unjuk gigi bahwa mereka mampu berprestasi. Namun, semakin ke sini  ... Ayesha hanya ingin ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat untuk orang lain. Berbagi ilmu tiada henti. Belajar sampai kembali pada Illahi.

  Seperti biasa, memfokuskan pandangan pada matahari yang perlahan berpamitan, satu harapan ia tuliskan.

***

  Setelah menjalani hari-hari  pengumuman hasil lomba, menjalankan misi membangkitkan literasi tiap dua hari sekali di tempat biasa; mengajak anak-anak maupun orang dewasa---mendengar, membaca, menulis, dan hal-hal berbau literasi. Hanya bersama Ayesha, Dilla, Vita, Firza rada menyesal perbuatannya lalu. Namun, Firza bersyukur masih ada yang benar-benar peduli pada literasi, membangun negeri dimulai dari desa tercinta.

  "Za, waktunya kamu bawa berita tuh, siaran live." Firza mengangguk, sembari  mencari ilmu, ia juga belajar menekuni dunia reporter. Firza mulai membawakan berita, fokus pandang pada kamera.

  "Kecelakaan beruntun antara truk dengan sepeda motor menyebabkan salah seorang pengendara berusia tepat tujuh belas tahun meregang nyawa di tempat. Diketahui gadis tersebut bernama Ayesha---" Seolah diterjang gelegar halilintar, jemarinya gemetar  bersamaan aliran darah semakin cepat. Pening kepalanya, apakah ini nyata? Segera, cowok kelas dua belas itu berlari meninggalkan siaran live berita lokal daerahnya. Seruan orang-orang tak dihiraukan, pikirannya sungguh kacau. Mencari informasi gadis kucir kuda itu, jika ini fakta, apa ia bisa mewujudkan mimpi-mimpi seorang diri? Ah, perasaan Firza tak karuan sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun