“ Cu, walau nasi ini tinggal sedikit kita makan bersama saja yang penting perut kita terisi jangan sampai kosong nanti kita sakit .” kata Si Nenek tua itu sambil membuka bakul nasi dengan lauk pauknya ikan asin, lalapan dan sambel terasi. Dengan lahapnya mereka makan di bawah pohon alpukat yang rindang oleh daun daunnya.
Setelah selesai mereka makan, Si Udin minta izin pada Neneknya .“Nenek, Udin mau mandi dulu ke sungai ya Nek ?” kata si Udin sambil memandang Neneknya .
“ Ya Cu ... tapi kamu harus hati- hati ya mandinya jangan lama- lama !” sahut nenek itu dengen penuh kecemasan. “ Baik Nek, Udin mandi dulu yaaaa “ jawab Udin sambil meninggalkan Neneknya yang duduk santai di bawah pohon alpuket.
Baru saja sampai dipinggir sungai, Si Udin berteriak kencang. “ Nenek.. Nenekkkkkkkkk !!!!!!! “ . Seketika itu juga Neneknya terperanjat mendengar teriakan Si Udin itu. Si nenek langsung berdiri dan berlari menuju terikan itu.” Cucukuuu..cucukuuuuuu ada apa cucukuuuuuuu ?” teriak si Nenek dengen suara dan sekujur tubuhnya bergetar karena panik mendengar Si Udin berterik itu. “ Nenek lihatlah itu di batu kursi ada benda yang memancarkan cahaya berkilauan. “ Teriak si Udin sambil terus menatap benda yang mengeluarkan cahaya yang berbentuk kujang. Kujang adalah senjata khas dari daerah Jawa- Barat. Dan batu kursi adalah batu besar yang menyurupai kursi yang terletak dipinggir sungai itu. “Subhanallah ...Udinnnn..... apa ituuuuuu..... Ya Allah Maha Kuasa , benda apa itu ko seperti kujang ?” teriak si Nenek itu . Si Udin dengan beraninya menghampiri benda tersebut. Dan baru saja mau mengambilnya, berubahlah kujang tersebut menjadi seekor keong . Terperanjat sudah si Udin dibuatnya . Dengan terheran heran si Udin menatap keong yang dipegang ditangannya. “ Cucuku, lemparkan saja keong itu ke sungai jangan kau pegang terus nanti ada rancunnya! “ kata si Nenek sambil menghampiri si Udin. “ Jangan Nek, kasihan keong ini , koeng juga makhluk Ciptaan Allah, akan Udin simpan lagi keongnya di batu kursi itu biarkan dia hidup, jangan kita mengganggunya.” jawab Si Udin . “ Cucuku, kamu ini orang penyayang mirip dengan ayah mu yang pemberani dan berhati baik . Nenek bangga memiliki cucu sepertimu.” Kata Si Nenek tua itu. “Ah Nenek jangan memuji berlebihan itu tidak baik hehehe..... .” kata Si Udin sambil menunduk malu.
“Ayo Nek kita ke kebun lagi mencari kayu bakar ! Udin tidak jadi mandinya nanti saja kalau sudah di rumah ” kata Si Udin sambil memegang tangan Neneknya agar berdiri.
Berjalanlah dengan perlahan kedua orang tersebut sambil bergandengan menuju kebun dengan maksud mencari kayu bakar.
Mentari terus beranjak naik. Tinggi sinarnya membakar wajah wajah yang mulai kelelahan. “ Udin, Nenek lelah sekaliiii....nafasku sesak . Kita istirahat dulu di gubuk kecil itu !” kata Si Nenek sambil menuju ke gubuk itu.
“ Nenek rebahan dulu saja di gubuk, biar Udin yang mencari kayu sendiri. “ kata Si Udin sambil meninggalkan Neneknya yang duduk sendiri .
Direbahkannya badan yang kurus kering ke papan-papan kayu yang sudah mulai lapuk . Kejadian di sungai itu terus membayangi pikiran si Nenek itu . Dia mulai ingat kembali ke kejadian empat tahun yang lalu anak menantunya yang telah pergi terbawa banjir dan tidak ditemukan jasadnya itu sampai saat ini . Air mata nenek itu pun mulai membasahi pipinya yang telah keriput itu. “Anak mantuku kenapa kamu tinggalkan kami Nak,,bagaimana nanti kalau aku sudah pergi meninggalkan dunia ini ...siapa yang akan mengurus cucuku ??? “ itulah kata –kata yang diucapkan Si Nenek tua itu berulang kali. Hingga mataya tertutup rapat.
Desir angin yang menggoyangkan ranting- ranting kecil dan rumput rumput pun ikut bergoyang . “ Emakkkkk...!!!!! tolong kamii makkkkkkkk.....!!! tolong kamiii makkkkkkk !!!! dua sosok yang berpakaian putih dari kejauhan memanggil- manggil minta tolong ke Si Nenek tua itu. “Anakkuuuuuuuuuu, tunggu emakkk nakkkkkkk .........emak akan menolongmuuuuuuuu!” seketika itu juga si Nenek berlari menghampiri kedua orang yang berpakaian putih itu yang dia kenal adalah anak menantunya. Baru saja Si Nenek itu mau memeluknya kedua sosok itu perlahan menjauh terbang ke udara hingga si Nenek tua itu tidak bisa memeluknya. Berteriaklah Si Nenek Tua itu dengan kencangnya sambil menjerit histeris “ Anakkuuuu jangan pergiiiiiiiiiiiiiiii nakkkkkkkkkkkkk ..!!!! jangan pergiiiiiiiiiiiiiii !!!!!!!!!!!!!!.
“ Nekkk,,,, nekkkkkk.... bangun nekkkkkkkk ,,,,,,, ada apa nekkkkkk ?????? teriak si Udin sambil mengguncang guncangkan tubuh si Nenek yang masih terbaring di gubuk itu. Dipeluknya si Udin oleh si Nenek itu sambil menangis tersedu sedan. “Cucukuuu, tadi Nenek mimpi bertemu dengan Ayah ibu mu cuuuu ! ” kata si Nenek itu. “ Sudahlah Nek, itu kan hanya mimpi.Mungkin karena Nenek kelelehan. Kita doakan saj mereka tenang di alam kuburnya. Aamiinnn. “ jawab si Udin sambil melepaskan pelukan neneknya.