Mohon tunggu...
Nelis Nursidah
Nelis Nursidah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Lebak Kujang

1 Mei 2017   06:38 Diperbarui: 1 Mei 2017   15:40 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tidak apa- apa Cu, Nenek menangis karena mata Nenek perih kena asap tungku itu hihihihiihh,,,,oho..ohooooo.......” jawab Nenek itu sambil tertawa terkekeh- kekeh dengan diakhiri batuk- batuk. “Alhamdulillah, dikira nenek menangis karena marah sama Udin hihihih...” kata Si Udin sambil mendekati Si Neneknya. “Udin mau ngajak Nenek mencari jamur ke Lebak. Mau kan Nenek pergi ke Lebak? ” Pinta Si Udin memelas.

Sejak kecil Si Udin suka sekali makan jamur atau supa suung. Kata “Supa” sebeneranya berasal dari bahasa sunda yang berarti “Jamur” sedangkan “Suung” adalah nama/jenis jamur.Supa suung biasanya banyak ditemukan ketika musim penghujan tiba, atau tepatnya setelah musim penghujan. Jamur ini biasanya menyukai tempat – tempat yang lembab dan tidak terkena matahari langsung. Jamur ini banyak ditemukan dihutan, tapi sering juga sering ditemukan di kebun, di Lebak,  atau  dipekarangan rumah.

Tidak biasanya Si Udin mengajak mencari jamur ke Lebak. Lebak adalah sawah yang berada di dataran  rendah yang terdapat sungai besar. Pada musim hujan Lebak yang berada di Desa Gudang itu sering diterjang banjir bandang. Dan salah satu koban banjir adalah orang tua Udin.

Si Udin sejak berumur sembilan tahun sudah menjadi anak yatim piatu. Kini hidupnya bersama neneknya. Ayah ibunya meninggal dunia saat mereka berada di Lebak berkebun cabe rawit. Mereka tidak sadar waktu banjir bandang datang menerjang Lebak itu hingga airnya meluap dan menenggelamkan semua benda yang ada di sekitar Lebak itu. Kedua suami istri itu terbawa arus sungai dan mayatnya sampai saat ini tidak ditemukan.

Mendengar permintaan Si Udin itu, Neneknya diam membisu. Hanya air matanya kembali meleleh ke pipinya yang sudah keriput. Kini Nenek itu menangis bukan karena perihnya asap tapi ingatannya kembali merasakan perihnya ditinggal anak menantunya meninggal dunia terbawa banjir bandang. Banjir bandang adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap, menggenangi, dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar seperti kayu dan sebagainya.Banjir ini terjadi secara tiba-tiba di daerah permukaan rendah akibat hujan yang turun terus-menerus. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar.

“Nenek, ko menangis lagi ? Nenek masih perih ya matanya? Kata Si Udin sambil menatap Neneknya. “ Ya Cu, mata Nenek masih perih.” Jawab Si Nenek itu menyembunyikan rasa sedihnya.

“ Nenek mau kan mengantar Udin mencari jamur ke Lebak? Udin ingin sekali makan  pepes jamur buatan Nenek yang enak itu.” Kata Si Udin sambil bergelayut ke tangan Si Nenek. “Ayo dong Nek mau kan?” Rengek Si Udin memelas. Karena rengekan cucunya itu maka Si Neneknya pun mengiyakan. “Alhamdulillah Ya Allah.....terima kasih Nek !” teriak Si Udin sambil menengadahkan tangannya ke atas dengan muka berseri- seri. “Ayo Nek sekarang kita pergi !” Ajak Si Udin

.’Sebentar Cu,,, akan nenek siapkan dulu makanannya  biar nanti kita sarapannya di Lebak saja ya? ” jawab Si Nenek sambil membungkus nasi di daun pisang yang disebut dengan nasi timbel.

“Ayo Cu, kita berangkat sekarang !!!” kata Si Nenek sambil mengais bakul berisi nasi timbel dan bungkusan ikan asin, lalapan dan sambel terasi.

Berangkatlah mereka ke Lebak itu. Tangan Si Udin menggandeng tangan Neneknya itu seperti tidak mau jauh- jauh.

Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang pengemis. Kakek tua yang berwajah pucat pasi, kulitnya berkeriput, badannya bongkok, pakaiannya kumal dan compang- camping dan matanya  merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun