Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

WHO: Cara Penularan Corona Kelelawar ke Manusia Masih Misteri

24 April 2020   19:09 Diperbarui: 26 April 2020   13:48 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : Kompas [WHO Paparkan Bukti Covid-19 Bukan Berasal dari Lab di Wuhan]

Jawab dari WHO di atas sungguh menarik. Sebab, WHO yang pada awalnya dengan tegas mengatakan bahwa virus bukan berasal dari laboratorium kini terlihat lebih lunak.

WHO juga belum mengetahui secara pasti mengapa virus ini dapat menular dari yang awalnya eksklusif ada di kelelawar dapat menular ke manusia, bahkan kemudian dari manusia dapat menular lagi ke manusia lain.

Padahal apabila virus tersebut dari hewan, atau yang dikenal dengan sebutan penyakit zoonotik, maka ketika ia menular ke manusia, tidak akan mungkin menular ke manusia lain.

Contohnya seperti flu burung, flu babi, rabies, dan lain-lain. WHO menyebutkan bahwa penularan virus dari hewan-hewan ke manusia hanya dapat terjadi melalui kontak langsung. Namun virus tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menularkan diri dari manusia ke manusia lain.

Sumber : WHO [Influenza (Avian and other zoonotic)]

Akan tetapi penularan virus zoonotik dari manusia ke manusia terjadi dalam kasus SARS yang sempat mewabah di seluruh dunia. Oleh karena itu, dibentuklah tim penelitian yang melakukan investigasi akan virus yang sebenarnya hanya terkandung di tubuh kelelawar tapal kuda.

Tim yang dipimpin oleh Shi Zengli dari Wuhan Institute of Virology melakukan pengurutan DNA atau sekuensing dari 15 galur virus yang ditemukan dalam kelelawar. Galur-galur tersebut mengandung semua informasi genetik yang membentuk virus corona yang menjangkiti manusia (SARS). Meski tak satupun kelelawar memiliki galur yang sama dengan galur SARS, namun analisis yang dilakukan saat itu menunjukkan bahwa antar galur saling bersilang. Galur virus SARS bisa muncul dari berbagai persilangan tersebut. Hasil penelitian ini dipaparkan pada tahun 2017.

Selama penelitian, Shi Zengli dan tim ilmuwannya telah mengisolasi 300 sekuensi DNA virus corona kelelawar, yang kebanyakan belum dipublikasi. Mereka akan terus memonitor evolusi virus. Artinya dari berbagai persilangan galur virus, tim dari Laboratorium canggih Wuhan ini bisa saja menemukan galur yang dapat menginfeksi manusia ke manusia seperti SARS, atau dalam kasus 2019, bisa saja yang muncul berupa galur yang lebih parah penularannya, seperti pada virus SARS-CoV-2 (Corona).

Sumber : Nature [Bat cave solves mystery of deadly SARS virus --- and suggests new outbreak could occur]

Sehingga pernyataan WHO yang tidak setegas sebelumnya, dan mengatakan belum mengetahui secara pasti mengapa penularan virus corona dari kelelawar dapat terjadi antar manusia menunjukkan bahwa mereka tengah menunggu informasi lebih lanjut tentang asal mula virus tersebut. Mereka hanya belum mendapatkan datanya. Itu pula mengapa pihak WHO tidak merespon lebih lanjut pertanyaan terkait ada ketidaksengajaan virus lolos dari lab Wuhan. Selain itu, WHO juga mempertimbangkan kecurigaan dari Luc Montagniere tentang virus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun