Mohon tunggu...
Ndaru Hatmoko
Ndaru Hatmoko Mohon Tunggu... Human Resources - HR

Hobi indexing, liat orang beraktifitas di ruang publik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Toko Seandainya- Menjual Apa yang Tak Pernah Terjadi

9 Desember 2024   17:32 Diperbarui: 9 Desember 2024   17:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : ilustrasi Wanita Tua. Sumber : Pictogram

"10 malam menatap foto lama, plus satu draft pesan yang tak terkirim," Bu Kemuning menjawab pelan. "Tapi biasanya orang membayar lebih."

"Apa... ada garansi? Atau kebijakan return?"

Bu Kemuning menggeleng. "Sayang sekali, seperti waktu, penyesalan tidak bisa dikembalikan. Setiap pembelian bersifat final, seperti keputusan yang sudah lewat."

Aku mengangguk mengerti. "Lalu, apa yang membuat orang tetap membeli?"

"Karena kadang," dia tersenyum bijak, "hanya dengan mengakui harga dari sebuah 'seandainya', kita bisa mulai membayar untuk 'sekarang'."

Aku melihat sekeliling sekali lagi. Toko ini penuh, tapi anehnya sunyi. Hanya ada suara detik jam dan bisikan-bisikan samar 'coba waktu itu...'

"Jadi," Bu Kemuning menatapku, "apa yang ingin kamu beli hari ini?"

Aku memandang bingkai foto di tanganku, lalu ke ponselku. Ada nomor yang sudah lama tidak kukubungi.

"Mungkin... tidak hari ini," jawabku pelan.

Bu Kemuning tersenyum lebih lebar. "Ah, pelanggan yang bijak. Kamu tahu, kadang keputusan terbaik di Toko Seandainya adalah untuk tidak membeli apa-apa."

Ketika aku berbalik untuk pergi, aku mendengar suaranya sekali lagi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun