"Itu artinya mereka tak layak dekat denganmu karena kamu terlalu baik untuk mereka." lanjut Aldi.
"Jangan down. Harus tetap semangat dong?! Kamu masih punya kita." tambah Ridho.
"Mana Nazzar yang ceria, ramah dan selalu membuat orang tertawa itu?" ucap Bintang tak mau kalah berargumen.
Karena merekalah aku hampir aja lupa dengan sakit hatiku dan aku mulai semangat lagi melanjutkan perjuangan hidup, tiba-tiba... Aku melongo melihat seorang cowok yang lagi jalan sama Tasya. Ternyata dia adalah Nico. Nico orang yang pernah lumayan dekat denganku.
"Nggak ada cowok lain apa?" ujar temantemanku dengan sewotnya.
Aku hanya tesenyum sinis.
"Pingin banget aku hadang Tasya lalu aku tonjok dia!" ucapan Aldi mengagetkan kami. Setahu kami Aldi adalah orang yang gak bisa marah. Muhammad, Ridho, juga Bintang masih sibuk berargumen.
"Gimana kabar hatimu sekarang bro?" tanya Tisa di smsnya.
Tisa adalah orang yang tak punya masalah denganku dan dia tahu semua perkembanganku. Aku menoleh, ternyata ada Tisa di belakang yang sedari tadi memperhatikanku. Kami pun tersenyum. "Tabahkan hatimu ya Bro." lanjut smsnya. Ternyata dalam satu bulan aku harus kehilangan dua orang yang aku sayang sekaligus. Betapa pedih dan rapuhnya hatiku menerima kenyataan hingga aku merasa enggan membuka hatiku untuk orang lain.
Mungkin hal tersebut yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi anda dan kita semua. Untuk dukungannya mohon like dan follow agar saya dapat terus update konten konten Kompasiana.Terims kasih Wassalamu'alaikum wr wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H