Setelah menempuh beberapa waktu, Pasukan yang datang bersama Jenderal dan Baran akhirnya sampai di lokasi dengan cepat, tentu karena bantuan teknologi disana. Setelah sampai mereka dapat melihat Planet Alderan jauh dari kata indah maupun sakral, kini Alderan berubah menjadi medan tempur. Baran menatap tak percaya pemandangan yang ia lihat dari atas,
"Jaga kewarasan mu, semua ayo turun!" Perintah dari Jenderal seakan sebuah batu besar yang membuatnya tersadar,
"AYOOOO!!!" Jawaban semangat dari prajurit lain
Baran dengan cekatan turun dari Grande Aereo melesat maju melawan musuh dengan senjata yang membekalinya, fokus nya menjadi terbagi. Sebisanya ia mencari sekelibat seseorang, seseorang yang menyita fokusnya sedari tadi. Sampai satu suara membuatnya menolehkan kepala,
"KEMARI KAU JALANG HAHAHA," suara menggelegar yang ikut meriuhkan situasi disana, membuat Arcelia kehilangan kesabarannya, ia marah. Sungguh marah, tempat tinggal nya, Planet nya, tempat yang telah ia jaga selama beratus tahun lamanya, tempat yang telah ia rawat, yang ia sayangi, kini hancur hangus terbakar.
"Bajingan.. berani sekali--BERANI SEKALI KAU MEMBUAT KERUSUHAN DISINI!! Tidak akan pernah ku ampuni kalian semua," Arcelia tidak bisa lagi mengontrol emosi nya, ingin sekali ia menangis. Menangis sedih dan kecewa, sedih tempat ia tinggal menjadi hancur dan kecewa pada dirinya sendiri karena ceroboh tidak fokus pada kewajibannya menjaga gerbang serta gagal melindungi Planet nya.
Baran yang melihatnya dari jauh berusaha untuk mendekat sembari ia melawan musuh yang menghalangi,
"Kemari kau jantung Alderan!! Bagaimanapun caranya kau akan menjadi milikku!!"
"Terus lah berenang dalam mimpi mu jangan pernah kau membuka mata, karena saat kau membuka mata mu, kau kehilangan masa depan. Harapan mu--akan mati," Ucap Arcelia sinis
Mendengar itu, membuat Baran menghentikan langkahnya,
"Apa itu benar?" Baran menanyakan sebuah fakta yang menurutnya asing kepada Jenderal yang tidak jauh dari nya, merasa tidak mendapat jawaban apapun membuatnya geram,
"Apa kau sudah mengetahui nya sejak awal?" Sekali lagi tanpa sebuah jawaban,
"JAWAB," gertakan dari Baran berhasil membuat Jenderal membuka mulut,