Mohon tunggu...
Nazwa Alifia putri
Nazwa Alifia putri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diamante Albaran

13 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PROLOG

Drap..Drap..Drap..

Suara langkah kaki yang terdengar tegas mengisi kesunyian lorong A24.00, Albaran. Pemilik dari suara langkah kaki tersebut melenggang masuk ke dalam ruangan rapat dengan rambut yang sedikit acak serta lengan baju yang disisingkan nya sudah cukup untuk menggambarkan betapa kusut nya ia sekarang,

"Hei, Baran! Mengapa lama sekali huh? Jenderal sudah menunggu sedari tadi bodoh!" Ucap Gibran berbisik, pasalnya mereka sudah menunggu sang Letnan Bella Spada yang tengah berjalan beriringan dengan nya ini hampir satu setengah jam lamanya,

"Berisik! kau pikir aku tak punya kerjaan lain selain rapat sialan ini?!" Baran tak kalah kesal menjawab pernyataan yang ia anggap konyol itu keluar begitu saja tanpa beban dari mulut rekan satu Asrama nya.

"Ekhem," sebuah suara menghentikan kegiatan beragumen mereka berdua. Lyo, asisten Tuan besar menatap mereka dengan intens. Baran dengan sigap mengambil tempat duduk yang berhadapan langsung dengan Jenderal Cyber Sicurezza, Jenderal Alvario Axelyn Ziburg. Sosok tokoh yang berwibawa, berkharisma, gagah dan sangat disegani seluruh masyarakat Planet 0045fZ dan seluruh anggota Cyber Sicurezza.

Cyber Sicurezza sendiri merupakan organisasi penjaga keamanan Planet 0045fZ, terdiri dari orang-orang yang unggul yang disembunyikan profil pribadi nya.


"Jadi, Baran apa kau tidak menyukai rapat ini?" Jenderal menatap nya dengan tatapan teduh. "Tuan, bukan begitu tapi apakah tidak apa mengundang saya dirapat kali ini sedangkan saya pribadi memiliki banyak sekali tugas yang harus diurus dengan tempo waktu yang singkat? bukan kah Tuan sendiri yang menyuruh saya agar menyelesaikan nya dengan segera?"
Baran berusaha memilih kata yang masih terdengar sopan walau ia memasukkan banyak kalimat protes didalam nya.

"Hahaha..begitu ya, aku tentu ingat Baran, tapi ku rasa tugas ini lebih penting dibanding tugas-tugas yang menumpuk di daftar pertugasan mu itu," Jenderal mencoba meyakinkan Baran agar tertarik dengan tugas baru nya, namun seperti nya usahanya tersebut malah membuat Baran semakin ingin lari dari hadapan Sang Jenderal.

"Apa kau tidak penasaran?" Tanya Jenderal mencoba mengusik Baran yang terlihat sudah tidak lagi betah duduk di kursi nya,
"Haruskah?" Baran menjawab dengan kesal, oh ayaloh ia hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan semua tugas-tugas nya agar dapat dengan cepat mengambil cuti nya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun