Mohon tunggu...
Nazwa Alifia putri
Nazwa Alifia putri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diamante Albaran

13 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menempuh beberapa waktu, Pasukan yang datang bersama Jenderal dan Baran akhirnya sampai di lokasi dengan cepat, tentu karena bantuan teknologi disana. Setelah sampai mereka dapat melihat Planet Alderan jauh dari kata indah maupun sakral, kini Alderan berubah menjadi medan tempur. Baran menatap tak percaya pemandangan yang ia lihat dari atas,

"Jaga kewarasan mu, semua ayo turun!" Perintah dari Jenderal seakan sebuah batu besar yang membuatnya tersadar,
"AYOOOO!!!" Jawaban semangat dari prajurit lain

Baran dengan cekatan turun dari Grande Aereo melesat maju melawan musuh dengan senjata yang membekalinya, fokus nya menjadi terbagi. Sebisanya ia mencari sekelibat seseorang, seseorang yang menyita fokusnya sedari tadi. Sampai satu suara membuatnya menolehkan kepala,

"KEMARI KAU JALANG HAHAHA," suara menggelegar yang ikut meriuhkan situasi disana, membuat Arcelia kehilangan kesabarannya, ia marah. Sungguh marah, tempat tinggal nya, Planet nya, tempat yang telah ia jaga selama beratus tahun lamanya, tempat yang telah ia rawat, yang ia sayangi, kini hancur hangus terbakar.

"Bajingan.. berani sekali--BERANI SEKALI KAU MEMBUAT KERUSUHAN DISINI!! Tidak akan pernah ku ampuni kalian semua," Arcelia tidak bisa lagi mengontrol emosi nya, ingin sekali ia menangis. Menangis sedih dan kecewa, sedih tempat ia tinggal menjadi hancur dan kecewa pada dirinya sendiri karena ceroboh tidak fokus pada kewajibannya menjaga gerbang serta gagal melindungi Planet nya.

Baran yang melihatnya dari jauh berusaha untuk mendekat sembari ia melawan musuh yang menghalangi,

"Kemari kau jantung Alderan!! Bagaimanapun caranya kau akan menjadi milikku!!"

"Terus lah berenang dalam mimpi mu jangan pernah kau membuka mata, karena saat kau membuka mata mu, kau kehilangan masa depan. Harapan mu--akan mati," Ucap Arcelia sinis

Mendengar itu, membuat Baran menghentikan langkahnya,


"Apa itu benar?" Baran menanyakan sebuah fakta yang menurutnya asing kepada Jenderal yang tidak jauh dari nya, merasa tidak mendapat jawaban apapun membuatnya geram,
"Apa kau sudah mengetahui nya sejak awal?" Sekali lagi tanpa sebuah jawaban,

"JAWAB," gertakan dari Baran berhasil membuat Jenderal membuka mulut,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun