Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cerpen | Vriendschap

7 September 2017   10:12 Diperbarui: 7 September 2017   11:50 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Qi dan Batara masuk ke dalam tenda yang terbuat dari karung beras yang dijahit persegi lalu dipasang di kerangka bambu. Itu cukup untuk melingdungi para prajurit yang luka berat dari panas matahari.

Batara mengernyit saat melihat keadaan prajurit Peta itu. Prajurit itu memang hanya tertembak di paha tapi ia mengeluarkan banyak darah dan terlihat lemas, wajahnya pucat.

"Panggil  Perawat ke sini, dan bawakan obat-obatan Qi !!," Batara langsung bertidak, ini punya harapan, prajurit ini masih punya harapan asal pendarahannya bisa dihentikan. Ia akan berusaha keras menyelamakannya.

Qi, langsung pergi memanggil para relawan gadis-gadis yang menjadi tim medis, tak banyak dokter  di tim palang merah, kebanyakan perawat yang hanya bisa membalut luka saja, sementara ilmu kedokter hanya bisa didapat oleh seorang belanda atau bangsawan yang diakui keraton dekat dengan inggris. Dan, ya. Batara adalah keduanya.

Qi, datang kembali dengan obat-obat yang sedikit, para gadis yang disuruh membantu tiba di sana lebih dulu. "obat-obatan sudah habis, komandan palang biru menyuruhku mengambil pesedian di kereta palang merah. Kau harus ikut sebagai anggota palang merah."

"Hah? Aku kan harus mengobati para prajurit dan pejuang?"

"Ya, tapi tidak ada anggota PMI yang bebas. Lagipuala dia hanya butuh dibalut kan? "

"Kau pikir ini Cuma luka sayatan", Batara merengut tak terima, ia memberi isyasarat pada perawat agar menggantikannya.

"ayo lah, hanya kau yang bisa aku ajak." Batara tahu Qi tidak punya kenalan di palang merah, Qi adalah tipe tertutup pada orang asing, Ia hanya akan berbicara seadanya namun jika sudah dekat Qi bisa jadi lebih dari saudara yang akan membelamu.

"baiklah, kita harus ke mana?" tanya Batara sambil mendekati pemuda Tionghoa yang lebih kecil darinya itu,  Qi tersenyum.

"kita ke jalan kereta arah malang, Statsiun akan di awasi tentara musuh. Jadi mereka hanya melakukan perjalanan ke sini dan berherti di tengah jalan."Qi menjelaskan sambil berjalan keluar tenda diikuti Batara  di belakangnya. "Kita akan memakai kendaraan Palang Biru. Kau punya tanda palang merah, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun