Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cerpen | Vriendschap

7 September 2017   10:12 Diperbarui: 7 September 2017   11:50 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun kemudian.

Batara sedang duduk di kursi ruang tengah rumahnya yang berada di sebuah desa kecil di Belanda, ia sedang membaca koran paginya.

Halaman pertama koran itu memuat tentang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi sorotan dunia.

Batara tersenyum sinis pada berita-berita itu.

"Qi, untuk apa kau mati, huh? dan pejuang lainnya? bahkan setelah dunia mengakui Kemerdekaan. Kemerdekaan dengan korban begitu banyak mereka tidak puas, dan melupakan betapa sulitnya bicara, dulu., mereka dulu hanya dianggap keset oleh Belanda, tapi mereka tak puas dengan negara yang di bentuk dengan darah ayah dan kakek mereka. Mereka bertempur lagi. Melawan saudara sendiri, dengan mudahnya mengumandangkan perang hanya karena ego kelompok."

 

 

 

Catatan penulis.

 

Palang Biru adalah organisasi yang didirikan oleh siauw giok tjahn, pejuang keturunan tionghoa, ia juga pendiri pejuang muda tionghoa. Namun oleh orde baru ia dianggap pki, ia meninggal diluar negeri karena sakit setelah jadi tahanan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun