Pengawasan yang terintegrasi membutuhkan sinergi antara kebijakan pemerintah pusat dan implementasinya di tingkat daerah. Peran pemerintah pusat dalam merumuskan kebijakan, mengalokasikan anggaran, serta membangun kapasitas aparatur pemerintah sangat penting. Namun, efektivitas kebijakan tersebut sangat bergantung pada bagaimana pemerintah daerah mampu menindaklanjutinya dengan baik. Di tingkat daerah, pemerintah perlu memperkuat kapasitas pengawasan terhadap kegiatan ekonomi yang berpotensi merusak lingkungan, seperti tambak ikan yang tidak ramah lingkungan, dan pengelolaan ruang laut yang terencana dan berbasis pada prinsip keberlanjutan.
2. Pemanfaatan Teknologi untuk Pengawasan
Dalam era digital, pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dapat lebih efektif dengan pemanfaatan teknologi. Penggunaan satelit, drone, dan sistem informasi geografis (SIG) dapat mempermudah pemantauan aktivitas di laut secara real-time. Teknologi ini memungkinkan pengawasan yang lebih akurat dan cepat, terutama untuk memantau aktivitas ilegal seperti penangkapan ikan ilegal dan pencemaran laut. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk memetakan kerusakan ekosistem yang terjadi dan merencanakan langkah-langkah pemulihan yang tepat.
Model Pengawasan Kolaboratif dengan Partisipasi Masyarakat
Pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tidak dapat hanya bergantung pada pemerintah atau pihak berwenang saja. Masyarakat pesisir yang menjadi pelaku utama dalam pemanfaatan sumber daya alam pesisir juga harus dilibatkan secara aktif dalam pengawasan dan pengelolaan kawasan mereka. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta dapat menciptakan model pengawasan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
1. Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan
Masyarakat pesisir memiliki pengetahuan lokal yang sangat berguna dalam pengelolaan pesisir dan laut. Mereka bisa menjadi garda terdepan dalam mengawasi dan melaporkan kegiatan ilegal atau merusak lingkungan di sekitar mereka. Untuk itu, penting bagi pemerintah untuk membangun kapasitas masyarakat pesisir dalam hal pengawasan lingkungan dan memberikan insentif bagi mereka yang aktif menjaga kelestarian lingkungan. Misalnya, dengan memberikan pelatihan tentang cara-cara pengelolaan pesisir yang ramah lingkungan atau memberikan akses kepada pasar bagi hasil tangkapan ikan yang ramah lingkungan.
2. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pengelolaan sumber daya alam dapat mengurangi ketergantungan mereka pada kegiatan yang merusak ekosistem. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah pengelolaan berbasis ekowisata, di mana masyarakat pesisir dilibatkan dalam pengembangan wisata alam yang berkelanjutan, seperti penyelaman terumbu karang atau wisata observasi burung laut. Dengan cara ini, mereka dapat memperoleh pendapatan yang lebih stabil tanpa harus merusak ekosistem pesisir.
Â
Keseimbangan Ekologi dan Ekonomi dalam Pengelolaan Pesisir