Pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia merupakan warisan alam yang sangat berharga, baik dari segi keanekaragaman hayati, sumber daya alam, maupun budaya yang dimiliki oleh masyarakat pesisir. Namun, kondisi pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia menghadapi berbagai permasalahan serius, mulai dari kerusakan ekosistem, eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, hingga praktik kejahatan lingkungan seperti penangkapan ikan ilegal, perusakan terumbu karang, dan pencemaran. Dalam konteks ini, pengawasan dan pengendalian yang efektif menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil, sekaligus menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan pelestarian lingkungan.
Melihat Permasalahan di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki garis pantai lebih dari 80.000 km dan lebih dari 17.000 pulau, yang sebagian besar berada di wilayah pesisir. Potensi alam yang besar ini seharusnya menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat pesisir. Namun, realitasnya pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia kini mengalami berbagai tekanan, baik dari sisi ekologis maupun sosial-ekonomi.Pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia mendapat berbagai ancaman permasalaha  yang perlu dilihat secara komperehensif dengan paradigma multi dimensional.
1. Kerusakan Ekosistem Pesisir dan Lautan
Ekosistem pesisir merupakan habitat bagi beragam flora dan fauna perairan, dimana perlu adanya keseimbangan dalam pengelolaannya, karena kerusakan berdampak banyak bagi sumberdaya aquatic yang ada. Kerusakan ekosistem pesisir, seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, terjadi akibat aktivitas manusia yang tidak terkendali.
Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam seperti penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, perusakan terumbu karang oleh penambang batu karang, dan konversi lahan mangrove untuk pembangunan atau budidaya tambak ikan, memberikan dampak yang luar biasa terhadap keseimbangan ekosistem. Menurut laporan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, sekitar 20% dari terumbu karang di Indonesia telah rusak parah, dan lebih dari 50% ekosistem mangrove di Indonesia mengalami degradasi.
2. Pencemaran Laut dan Sampah Plastik
Pencemaran laut juga menjadi ancaman besar bagi pesisir dan pulau-pulau kecil. Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan tingkat produksi sampah plastik terbesar kedua di dunia, menghadapi tantangan besar dalam mengatasi pencemaran laut yang semakin parah. Pencemaran laut akibat sampah plastik menjadi salah satu isu utama di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China, dengan total 3,2 juta ton sampah plastik diperkirakan masuk ke laut setiap tahunnya.
Bali, Jakarta, dan Sulawesi Selatan merupakan daerah yang mengalami pencemaran laut yang parah, dengan sampah plastik yang mengapung di sepanjang pesisir. Di Bali, misalnya, sampah plastik menjadi masalah serius di sepanjang pantai dan sekitar kawasan wisata, berdampak pada kualitas lingkungan laut dan pariwisata itu sendiri. PBB (UNEP) melaporkan bahwa sekitar 60-80% sampah plastik di laut Indonesia berasal dari sampah domestik dan aktivitas perikanan yang tidak dikelola dengan baik.
3. Pelanggaran Perizinan dan Eksploitasi Sumber Daya Alam