a) Partisipasi, Mendorong partisipasi audiens untuk meningkatkan kesadaran terhadap suatu kegiatan atau isu tertentu.Â
b) Asosiasi, Mengaitkan kampanye dengan peristiwa atau fenomena yang sedang menjadi sorotan atau tengah terjadi pada saat yang bersamaan.Â
c) Integratif, Menunjukkan persamaan visi dan misi antara kandidat kampanye dengan audiens, menggunakan kata-kata seperti "kita," "kami," dan sejenisnya untuk menciptakan keterwakilan yang kuat.Â
d) Ganjaran, Mempengaruhi audiens dengan menggunakan insentif, baik berupa manfaat atau ancaman, untuk mencapai tujuan kampanye.Â
e) Empati, teknik ini dilakukan menempatkan diri pada suatu peristiwa.Â
Filsafat komunikasi menjadi landasan teoritis yang memungkinkan kita untuk menyelami hakikat dan signifikansi komunikasi dalam kehidupan manusia. Kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai konsepkonsep kunci dalam filsafat komunikasi. Filsafat komunikasi dapat didefinisikan dari berbagai perspektif, mulai dari pandangan klasik hingga modern. Seiring berjalannya waktu, konsep ini berkembang dan melibatkan pertimbangan hakikat eksistensi komunikasi dan kontribusi filsafat dalam membentuk landasan teoretis. Ruang lingkup filsafat komunikasi mencakup pemahaman mendalam mengenai peran pemikiran filsafat dalam merinci prinsip-prinsip dasar komunikasi manusia.Â
a) Ontologi dan Epistemologi Filsafat KomunikasiÂ
Dalam poin ini, kita akan membahas perspektif ontologis dan epistemologis filsafat komunikasi. Ontologi filsafat komunikasi menangani pertanyaan mendasar tentang eksistensi komunikasi dalam realitas, sementara epistemologi mengeksplorasi sumber pengetahuan dan bagaimana kita memahami fenomena komunikatif.Â
b) Konstruktivisme dan Realitas SosialÂ
Konstruktivisme adalah perspektif utama dalam filsafat komunikasi yang menekankan bahwa realitas adalah hasil konstruksi sosial. Kita akan menyelidiki bagaimana filsafat komunikasi mengadopsi konsep ini dan bagaimana realitas sosial dibentuk melalui interaksi komunikatif.Â