Mohon tunggu...
Natannael Agape
Natannael Agape Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama: Natannael Agape NIM: 24321010031 Fakultas : Desain Seni Kreatif Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori John Peter Bologna_TB2

31 Mei 2023   12:10 Diperbarui: 31 Mei 2023   12:47 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sonora.id/read/422997549/3-keberuntungan-yang-bisa-didapatkan-bila-kamu-bermimpi-tentang-uang

Penerapan sistem-sistem ini memerlukan komitmen politik yang kuat dan kerjasama antara pemerintah, lembaga anti-korupsi, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif dan sistem yang kuat, tingkat korupsi dapat dikurangi secara signifikan. Dengan adanya transparansi, akuntabilitas, pendidikan anti-korupsi, penegakan hukum yang kuat, pengawasan yang efektif, dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan korupsi dapat diberantas dan masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang bersih dan berintegritas.

Menurut John Peter Bologna, sistem transparansi dan akuntabilitas memiliki peran yang sangat penting dalam mengurangi tingkat korupsi dalam suatu negara atau masyarakat. Berikut adalah penjelasan secara lengkap dan terperinci mengenai sistem transparansi dan akuntabilitas menurut teori tersebut:

Transparansi Informasi Publik: Sistem transparansi ini mengharuskan pemerintah dan lembaga-lembaga publik untuk beroperasi secara terbuka dan transparan. Informasi publik yang penting, seperti anggaran publik, kebijakan publik, pengelolaan sumber daya publik, dan proses pengambilan keputusan harus tersedia secara terbuka untuk masyarakat. Pemerintah harus mengungkapkan informasi ini melalui berbagai media, seperti situs web resmi, laporan tahunan, dan pertemuan publik. Dengan adanya transparansi informasi publik, masyarakat dapat mengawasi dan mengevaluasi tindakan pemerintah secara lebih efektif.

Kebebasan Informasi dan Pers: Sistem transparansi juga membutuhkan kebebasan informasi dan pers yang kuat. Kebebasan media dan hak masyarakat untuk mengakses informasi merupakan aspek penting dalam melawan korupsi. Kebebasan pers yang kuat memungkinkan media untuk menyampaikan informasi secara objektif dan mengungkapkan tindakan korupsi yang terjadi. Masyarakat juga harus diberikan akses yang mudah dan terbuka terhadap informasi publik, sehingga mereka dapat mengambil peran aktif dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Pengungkapan Kepentingan: Sistem transparansi dan akuntabilitas melibatkan pengungkapan kepemilikan, keterlibatan, atau hubungan bisnis dari pejabat publik dan pemegang jabatan penting lainnya yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan dan menjaga integritas dalam proses pengambilan keputusan. Dengan adanya pengungkapan kepentingan ini, masyarakat dapat mengevaluasi dan mengawasi apakah tindakan yang diambil oleh pejabat publik sesuai dengan kepentingan publik atau justru terjadi penyalahgunaan kekuasaan.

Mekanisme Pelaporan dan Perlindungan Whistleblower: Sistem transparansi dan akuntabilitas harus dilengkapi dengan mekanisme pelaporan yang efektif dan perlindungan bagi whistleblower. Masyarakat harus merasa aman dan didukung ketika melaporkan tindakan korupsi yang mereka temui. Mekanisme pelaporan ini dapat berupa hotline khusus, pusat pengaduan, atau mekanisme lain yang memastikan kerahasiaan dan keamanan identitas pelapor. Perlindungan bagi whistleblower juga penting untuk mencegah tindakan balas dendam atau penindasan terhadap mereka yang melaporkan korupsi.

Pertanggungjawaban dan Sanksi: Sistem transparansi dan akuntabilitas juga harus mencakup pertanggungjawaban dan penerapan sanksi bagi pelaku korupsi. Pejabat publik dan lembaga-lembaga terlibat dalam tindakan korupsi harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini melibatkan penegakan hukum yang adil dan tegas untuk memastikan bahwa pelaku korupsi diadili dan menerima hukuman yang setimpal. Sanksi yang tegas juga dapat memberikan efek jera bagi orang lain yang cenderung melakukan korupsi.

Dalam teori John Peter Bologna, sistem transparansi dan akuntabilitas ini dirancang untuk membuka akses informasi, mendorong partisipasi aktif masyarakat, mencegah terjadinya konflik kepentingan, melindungi whistleblower, serta menghukum pelaku korupsi. Dengan penerapan sistem transparansi dan akuntabilitas yang kuat, diharapkan tingkat korupsi dapat dikurangi secara signifikan, menciptakan masyarakat yang lebih bersih, berintegritas, dan bebas dari tindakan korupsi.

Menurut John Peter Bologna, adanya sistem otomatisasi pajak dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tingkat korupsi dalam pengelolaan pajak. Berikut adalah penjelasan mengenai sistem otomatisasi pajak menurut teori tersebut:

Meningkatkan Transparansi: Sistem otomatisasi pajak memungkinkan pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan data pajak secara otomatis. Hal ini meminimalkan intervensi manual dalam proses perhitungan dan pelaporan pajak, sehingga mengurangi risiko manipulasi atau penyalahgunaan data oleh pejabat yang tidak bertanggung jawab. Dengan transparansi yang lebih tinggi, informasi mengenai pajak dapat diakses dengan lebih mudah oleh masyarakat dan lembaga pengawas, sehingga meminimalisir kesempatan terjadinya korupsi.

Mengurangi Kontak Langsung dengan Pejabat Pajak: Dengan adanya sistem otomatisasi pajak, interaksi langsung antara wajib pajak dan pejabat pajak dapat dikurangi. Hal ini mengurangi peluang terjadinya pungutan liar atau praktik korupsi oleh pejabat pajak yang memanfaatkan kekuasaan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi. Wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak dan pengurusan administrasi pajak secara mandiri melalui sistem elektronik yang aman dan terpercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun