Genital
Identity vs Diffusion
“H” yakin meski ia netra ia sudah memiliki rejeki, jodoh dan maut yang telah digariskan Tuhan. Ia memahami bagaimana dirinya harus berperilaku dewasa setelah orangtuanya tiada diusia remaja.
“H” belajar untuk mandiri dan mempelajari cara bertahan hidup seorang diri. Ia belajar memasak meski dengan beberapa kesalahan yang ia terima dan diperbaiki terus menerus. “H” juga beberapa nyasar sampai akhirnya bisa menghapal tempat-tempat tertentu.
Adulthood (19-65 tahun)
-
-
Intimacy vs Isolation
Generativity vs Stagnation
“H” sudah menikah dan memiliki anak. Ia menyayangi anaknya sehingga tidak ingin anaknya mengalami hidup seperti dirinya.
Interaksi “H” dengan anak-anaknya cukup baik dibuktikan dengan pengakuan “H” sering mendengarkan anaknya bercerita dan beberapa kali mendapat pertanyaan yang sulit sehingga mengharuskan “H” bertanya pada orang lain. “H” juga sudah sampai pada tahap mampu menghidupi keluarganya dari penghasilan memijat.