Mohon tunggu...
Natasha Puspa Faradilla
Natasha Puspa Faradilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43221010115 - Dosen Apollo, Prof.Dr, M.Si.Ak - Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi - Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi - Universitas Mercu Buana - Akuntansi S1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1 Menerapkan Konsep Etika pada Kehidupan Mahasiswa

26 September 2022   19:57 Diperbarui: 30 September 2022   22:08 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Yang Immanuel Kant anggap baik tanpa adanya Batasan sama sekali hanyalah satu yaitu kehendak baik (good will). Moral menurut Immanuel Kant tidaki menyangkut pada hal yang baik ataupun buruk melaikan baik pada dirinya sendiri yang tanpa adanya Batasan. Kehendak baik yang dimaksud Immanuel Kant adalah kewajiban (duty). Manusia tidaklah murni yang memiliki artian manusia memiliki nafsu, emosi, kecenderungan dan dorongan batin. Oleh karena itu manusia tidak hanya tertarik pada perbuatan baik namun juga tertarik pada perbuatan jahat. Seseorang dikatakan baik apabila melakukan suatu kewajiban.


Ada 3 (tiga) kemungkinan orang melakukan suatu kewajiban yakni karena hal tersebut mebguntungkan, dorongan hati seperti simpati dan empati, dan karena kewajiban. Menurut Immanuel Kant kehendak terakhir yang sebetulnya paling bermoral. Melakukan perbuatan yang menguntungkan atau belas kasihan disebut dengan legalitas. Namun kedua keadaan tersebut tetap ada kesesuaian antara kehendak dan kewajiban, tapi secara batin segi kewajiban tidak memiliki peranan.


b.Imperative hipotesis dan kategoris


Imperative adalah suatu bentuk perintah. Immanuel Kant memakai istilah inperatif sebagai sebuah keseharusan (sollen) yang artinya perintah yang rasional bukan kerana paksaan. Perintah yang dimaksud adalah berdasarkan suatu keharusan objektif yang merupakan pertimbangan yang menyakinkan dan membuat manusia patuh.


Ada 3 (tiga) macam perintah menurut Immanuel Kant :
-Keharuan keterampilan yang bersifat teknis
-Keharusan kebijaksanaan pragmatis
-Keharusan kategoris


Keharusan keterampilan dan kebijaksaan pragmatis merupakan keharusan yang tidak mutlak, dalam artian apabila ingin membuat perubahan a maka bisa dilakukan dengan y. Sedangkan keharusan kategoris merupakan keharusan yang mutlak, tanpa syarat. Imperative ini mengharuskan seseorang untuk melakukan apa yang wajib tanpa syarat dan bersifat pasti juga disebut dengan imperative kategoris.


c.Maxim (prinsip subjektif)


Maxim adalah prinsip sibjektif dalam bertindak, dasar hati seseorang dalam mengambil sikap dan tindakan yang konkret. Maxim bukanlah segala macam peraturan, melainkan sikap dasar yang memberikan arah Bersama kepada sejumlah maksud dan tindakan konkret. Dimanapun seseorang berada tidak apa pernah lepas dari suatu tindakan. Seseorang melakukan tindakan karena suatu alasan yang sifatnya pribadi maunpun untuk kepentingan bersama.

Mengapa perlu adanya etika?

Manusia adalah makhluk sosial dan kehidupannya selalu berhubungan dengan orang lain. Artinya, seseorang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang harus dapat menempatkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat agar tidak menyakiti atau merugikan orang lain.

Etika berfungsi sebagai evaluator, penentu, dan penentu perilaku manusia. Artinya, apakah perbuatan itu dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, tercela, dsb. Etika dengan demikian berfungsi sebagai pembangun serangkaian tindakan yang dilakukan orang. Etika mengacu pada studi tentang sistem nilai yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun