Di Rumah Sakit
Aku terbangun dan melihat sekeliling. Aku sangat bingung aku dimana dan siapa yang membawaku kesini. Aku melihat ada laki-laki yang berbicara dengan seorang dokter. Aku menunggu sampai laki-laki itu mendatangiku.Â
"Lea sudah sadar? ini Gibran." Aku menatap Mr. Gibran lama lalu aku berucap, "Astaghfirullah, Lea." Mr. Gibran bingung. Aku mencoba bangun dari tidurku dan bersandar pada tempat tidur. Aku bertanya pada Mr. Gibran, "Sir, mengapa aku ada disini? Siapa yang mengantarku kesini? Aku sangat malu merepotkan orang-orang."Â
Lalu Mr. Gibran berkata, "Saya yang membawa kamu kesini. Tadi saat saya ingin masuk kelas, saya melihatmu sudah tidak sadar di kursi taman. Saya panik dan langsung meminta tolong kepada mahasiswa yang ada disana membantu saya membawa kamu ke mobil. Lalu saya membawa kamu ke rumah sakit ini. Satu lagi kamu tidak merepotkan saya. Maaf saya jadi tahu penyakitmu, Lea." Aku terdiam tanpa kata.
Tersadar aku dan mengucapkan terima kasih kepada Mr.Gibran karena telat sukarela menolongku. Selama di rumah sakit, kami cukup lama mengobrol sampai cairan infusnya habis dan aku diperbolehkan pulang dengan syarat selalu membawa dan meminum obat yang telah diberikan. Aku pulang bersama Mr. Gibran, kami bertukar nomor telepon agar dapat berkomunikasi dengan mudah. Sesampainya di gerbang dorm, Mr. Gibran berkata jika ia ingin berta'aruf denganku. Awalnya aku bingung dan Mr. Gibran berkata jika ia hanya ingin menyampaikan niat baiknya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Libur pun tiba
Aku sudah berencana untuk pulang ke Indonesia tanpa memberitahu keluarga di sana. Aku ingin membuat kejutan sedikit untuk mereka. Mas Gibran juga akan pulang ke Indonesia. Sekarang aku mengganti panggilan Mr. Gibran menjadi mas Gibran karena permintaannya. Tapi panggilan itu tidak berlaku saat aku sudah di kampus.
Jadwal penerbangan kali ini saat malam hari sama seperti saat aku berangkat ke sini. Aku tidak satu pesawat dengan mas Gibran. Karena mas Gibran akan berangkat pada hari minggu sedangkan aku berangkat hari sabtu. Aku libur selama satu bulan dan selama itu aku bersama mas Gibran sudah membuat rencana untuk mempertemukan kedua orang tua kami.
Mas Gibran akan mengantarku ke bandara nanti. Aku sudah membereskan semua barang yang akan dibawa ke Jakarta. Aku hanya tinggal menunggu waktu malam dan berangkatlah ke bandara. Malam hari pun tiba.
Mas Gibran sudah datang menjemputku dan sekarang kami akan berangkat ke bandara. Sesampainya di bandara, aku langsung check-in dan menunggu pesawat di ruang tunggu. Mas Gibran mengantarku sampai ruang tunggu setelah itu dia berpamitan dan aku sendiri disini.
Pemberitahuan pesawatku sudah tiba. Aku bersiap menuju pesawat. Aku sudah mengabari mas Gibran. Aku telah duduk di pesawat. Sebelum berangkat aku berdoa agar diberi keselamatan sampai Indonesia.