Mohon tunggu...
Nasokhili Giawa
Nasokhili Giawa Mohon Tunggu... -

Dosen STT Jaffray Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merawat Pernikahan Keluarga Kristen

25 Januari 2019   21:58 Diperbarui: 25 Januari 2019   22:16 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala sesuatu di kolong langit ini ada maksud dan tujuan Allah; termasuk kisah penciptaan dan penyatuan manusia pertama, Adam dan Hawa menjadi suami-istri untuk mengelola alam semesta, ciptaan Allah (Kej. 1:28). Stevri Lumintang menyatakan bahwa pernikahan adalah ide mahakarya Allah.

Ide ini terwujud pada saat Ia menciptakan manusia menurut gambar-Nya dengan dua gender saja yakni laki-laki dan perempuan, kemudian mempersatukan dua gender ini dalam kesatuan monogamis untuk tugas rekreasi manusia dan revitalisasi semua ciptaan Allah yang lain (Kej. 1:26 pen). [2]

Pemikiran Stevri Lumintang tentang pernikahan menegaskan beberapa hal: Pertama, pernikahan adalah idenya/karyanya Allah; Kedua, pernikahan berkorelasi dengan keunggulan manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia karena dicipta sesuai dengan rupa dan gambar Allah; Ketiga, manusia diciptakan dengan dua gender saja, yaitu laki-laki dan perempuan.

Artinya, tidak ada gender ketiga (gender kombinasi); Keempat, manusia dua gender ini disatukan menjadi satu kesatuan yang unik. Dengan alasan ini, manusia disebut menjadi satu daging. Injil Matius, Markus, dan Surat Efesus menegaskan kesatuan ini -- yang menyatakan bahwa "seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." Kebenaran ini, tentu merujuk pada catatan Kejadian 1:26 dan 2:18.

Pernikahan yang langgeng merupakan kerinduan utama setiap pasangan suami-istri. Namun, perlu mendefinisikannya secara tepat. Bila tidak, akan berakhir dengan kekecewaan. Pasangan baru yang memiliki idealisme yang tinggi mesti berpikir logis dan realistis.

Terkait dengan tujuan pernikahan ini, Heuken sebagaimana dikutip oleh Julianto Simanjuntak, menegaskan, "Tujuan pernikahan bukanlah kebahagiaan (happiness) seperti diangan-angankan banyak muda-mudi sebelum menikah, melainkan pertumbuhan (growth).


Kebahagiaan itu justru ditemukan di tengah-tengah perjalanan (proses) pernikahan yang dilandasi cinta kasih Kristus. Kalau tujuan kita menikah adalah bahagia maka pasangan kita akan kita peralat demi mencapai kebahagiaan itu." [3]

Secara teologis, pernikahan bertujuan untuk intimasi dengan Allah yang diwujudkan dengan saling mengasihi dan menguduskan. Dalam kaitan ini, Stevri berpendapat, "Memang, sebagaimana maksud dan tujuan tertinggi Allah menciptakan manusia adalah untuk menjadi teman sekutunya, demikian maksud dan tujuan tertinggi pernikahan adalan terjalinnya hubungan intim antara suami-istri dengan Allah. Hubungan intim Allah dan suami-istri menyatakan keistimewaan pernikahan Kristen. Dengan menjalin persekutuan yang intim, maka suami-istri mengenal Allah, sebagaimana arti mengenal adalah bersekutu, bersekutu berarti menjadi serupa dengan Dia."[4]

Lebih lanjut, Stevri menjelaskan bahwa "Intimasi antara suami-istri dengan Tuhan mendasari intimasi antara suami dengan istri. Dengan kata lain, hanya dalam konteks intimasi dengan Tuhan, maka suami-istri akan benar-benar dapat saling mengasihi, saling mengampuni, saling tunduk, saling menghormati, saling melayani, saling memberi, saling menguatkan, dan sebagainya akan terwujud."[5]

II.    MENGIDENTIFIKASI GANGGUAN PERNIKAHAN 

A.    Faktor Kuasa Kegelapan/Iblis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun