Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merekat Relasi Akhirat

7 Agustus 2018   09:30 Diperbarui: 7 Agustus 2018   09:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran Islam bersifat timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan Tuhan dan Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia. Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau ibadah. Tugas manusia di dunia ini adalah beribadah, firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzariat ayat 56: "Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah kepadaKU.

2. Menguatkan cinta kepada sesama,

KodratNya, manusia adalah makhluk sosial (bermasyarakat) yang telah dianugerahi akal pikiran, untuk berkembang serta dapat dikembangkan. Manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan manusia sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Sebagaimana firman Allah SWT: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat: 13)

Selain saling mengenal, manusia juga sangat dianjurkan agar dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Meniadakan prasangka negatif. Menghidupkan pikiran positif. Jika kaca telah dipecahkan susah untuk dikembalikan semula. Bila ingin menggabungkan pecahan-pecahannya, tentu banyak tambalannya, dan hal itu tidak bisa disebut kaca lagi. Maka jagalah sikap dan lisan kita. Editlah kata-kata sebelum berucap. Sebab, bilamana suatu kata sudah keluar, maka tidak bisa dikembalikan lagi. Berkatalah yang baik-baik sahaja.  Lalu damaikanlah satu sama lain jika kedapatan sedang bermusuhan. Hindarilah debat kusir yang tidak membawa manfaat. Bila semua itu kita lakukan secara maksimail, anugerah harmonisasi akan berpihak pada kita.

Allah kuatkan kita dalam firmanNya, surah Al-Hujurat ayat 10-12: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

3. Memaafkan dan sabar menghadapi ujian,

Derajat orang yang memberi manfaat dalam Islam sangatlah besar pahalanya.

Islam selalu mengajarkan manusia untuk saling memaafkan karena setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan, kekhilafan adalah fitrah yang melekat pada diri manusia, kecuali Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mashum.

Tidak diperkenankan bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya selama lebih dari 3 hari. Kemudian yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebih dahulu memberi salam sesuai sabda Nabi Muhammad SAW: Barangsiapa senang melihat bangunannya dimuliakan, derajatnya ditingkatkan, maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia (HR Al-Hakim)

Subhanallah, begitulah Islam memberi reward bagi mereka yang mampu berbuat maaf memaafkan dengan hati ikhlas dan ringan. Serta memberikan posisi tinggi bagi pemberi maaf. Karena sifat pemaaf merupakan bagian dari akhlak luhur, yang harus diikuti bagi seorang muslim yang bertakwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun