Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kesetaraan dalam Berpikir, Mengelola Ketidaksepahaman Bangsa

31 Juli 2018   15:04 Diperbarui: 1 Agustus 2018   04:49 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nalarpolitik.com

Sebagai warga Negara Indonesia, airmataku hanya bisa menetes pelan ketika membaca cerita-cerita fakta api kemarahan yang muncul hampir di seluruh tanah republik ini. 

Hal ini yang kemudian menjadi gejolak besar pada arah dan tujuan bangsa.  Indonesia adalah negara archipelago; terdiri dari gugus pulau. Hampir 92% wilayah laut terpagari dengan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 

Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dua benua itu adalah Asia dan Australia, dan dua samudera tersebut adalah Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. 

Tentunya sebagai daerah archipelago, akses transportasi pun menghambat laju arah pembangunan Indonesia  ke depan. Sehingga jangan  disangka Indonesia  akan sulit menasionalismekan masyarakatnya di republik ini, selama arah pembangunan tak ditafsirkan bahwa lautan sebagai pemisah antarwilayah; pendekatan continental.

Maka selama itupula negara pulau yang memiliki 17.000-an ini hanya mengambang di atas ketertinggalan. Padahal, Indonesia kaya perabadan sejarah di masa lalu, walau waktu itu Indonesia masih di kenal sebagai nusantara

Indonesia juga mengalami perang maya yang sangat luar biasa dahsyat. Era reformasi mengalihkan perhatian kita pada suatu model masyarakat baru (New Society) Masyarakat baru ini mempunyai orientasi untuk berkembang bebas dan mempunyai gaya individualistik, lebih terbuka atau blak-blakan, bahkan bisa menjadi "hakim" atas sebuah kasus yang sedang popular. 

New society terbentuk oleh beragam karakter individu-individu bukan sekedar tampilan wallpaper dalam galeri, tetapi ada juga sebuah bentukan nilai yang sedang diperjuangkan oleh sebagian individu lewat sebuah ruang yang diprakarsai oleh teknologi.

Maka lahirlah masyarakat baru dalam era maya. Masyarakat baru tersebut menjadikan kemajuan teknologi sebagai sarana interaksi antarmanusia, yang tidak bisa lagi disekat-sekat oleh jarak, wilayah negara, bahkan wilayah waktu. 

Bumi terasa datar. Setiap putaran detik semua peristiwa yang terjadi di belahan bumi lainnya sudah terketahui waktu itu juga. Pertemuan-pertemuan mereka lewat interaksi digital tak terlepas dari rasa ketergantungan atas faktor pergerakan uang, barang dan kepentingan. Sehingga, sosial media kini menjadi saluran "breaking news" baru karena kecepatan dan banyaknya orang yang terlibat.

Fenomena gelombang keterbukaan juga mengakibatkan pantulan yang maha dahsyat ke dalam ruang-ruang privasi individu. Hal tersebut merupakan akar dari interaksi masyarakat yang heterogen. Maka, dunia maya seringkali menghadirkan keunikan etik dan nilai dari hasil lintasan interaksi. 

Keunikan yang dimaksud tentunya berkaitan dengan sikap kebebasan memilih teman serta begitu transparansinya dalam berpendapat. Sehingga, tak ayal aksi-aksi sarkasme, radikalisme, primordialisme, separatisme menjadi kumpulan efek yang bisa merubah nilai pergaulan dalam kehidupan manusia maya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun