Sungguh aku begitu kasihan dengan bumi yang terbelenggu
Di bait-bait merdunya nyanyian kilatan gemuruh Guntur
Di bawah kolong langit
Aku bersaksi bersama dinding yang memagari ruangan
Kalaupun besok siang, nyawaku berlepas diri dari tubuh
Sangat bahagiaku, terkubur dengan nasehat kebenaran
Dari lisan mereka, sang pusara
Enggan nafas ini menutup katup titahmu
Sebagai kehidupan bunga tulip yang bertaman di musim kemarau
Haus dahagaku, hilang lewat bibirmu pada setiap jam pertemuan di kelas
Padahal, aku tahu, itu tanggal kuburmu  di gali
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!