Di samping itu juga untuk menciptakan sense of belonging (rasa kepemilikan) yang tinggi pada sistem tersebut dengan menjadikan masyarakat sebagai subjek, bukan objek.
Dengan sistem edukasi dan sosialisasi yang optimal, masyarakat didorong  menjadi sangat aktif mengelola sampah dengan baik 'alih-alih untuk menghindari sanksi dan denda kolektif atas pelanggaran peraturan.
Hal tersebut akan mendorong masyarakat untuk membentuk komunitas-komunitas atau wadah lain untuk meningkatkan pemilahan sampah, pengurangan sampah dan daur ulang di sumber timbulan sampah masing-masing.Â
Komunitas itu juga akan menjadi wadah sosialisasi peraturan sampah, sosialisasi pengelolaan sampah sesuai pedoman strandard operasional prosedur (SOP) dan melakukan pengawasan penanganan sampah di lingkungannya masing-masing.Â
Dunia usaha juga harus berperan sangat aktif dalam pengelolaan sampah melalui kebijakan EPR. Pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan EPR juga membuat berkontribusi besar meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Demikian juga kalangan akademisi yang berperan serta dalam pengelolaan sampah dengan riset dan terus mengembangkan manajemen dan teknologi dalam mengolah sampah.
5. Teknis Operasional
Aspek ini berkaitan dengan infrastruktur, alat, dan mesin pengelolaan sampah di titik sumber timbulan sampah, pengumpulan, dan proses lanjutannya.
Untuk menjalankan pengelolaan sampah yang baik, maka secara konsisten harus menjalankan prinsip pemilahan dalampenampungan/pewadahan sampah di sumber timbulan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan residu.Â
Sampah yang dibuang ke TPA hanya sampah yang tidak bisa didaur ulang atau residu, sedangkan sampah yang bisa didaur ulang dikirim ke instalasi-instalasi daur ulang untuk diolah menjadi produk baru atau lainnya.
Untuk sampah organik, bisa diolah di instalasi pengolahan sampah organik untuk diproduksi jadi pupuk organik yang dioperasikan secara ekonomis.
Teknis operasional dan instalasi pengolahan sampah dapat juga dikelola secara regional. Untuk menyangga kebutuhan pengolahan sampah di kawasan yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang dibutuhkan.