...Bahwa kewajibanku adalah untuk selalu berada di dekatnya, melindunginya dari aneka mala petaka dan bahaya, menempatkan kepalaku sebagai tempatnya melangkah, mengabdikan diriku kepadanya. Kalau saja ia memberikan kesempatan kepadaku untuk mendampinginya dalam kesukaran hidupnya, agar ia dapat perlindungan dariku. Victor Hugo dalam novel Toile of The Sea (dalam Rose,1984:185-186)
Oleh sebab itu, kutulislah surat ini supaya kauketahui halku ini... Bila telah kaubaca surat ini, dapatlah kautimbang hukuman yang akan kaujatuhkan ke atas diriku dan yang akan kuterima dengan rela dan tulus. Bila daripadamu pun aku tiada akan mendapat ampun, tahulah aku, bahwa di dalam dunia ini tak ada harapanku lagi.....
(Rusli, 1922:143)
Sekuat apa pun cinta Sitti Nurbaya kepada Samsulbahri, tapi ia tidak hendak membohongi kondisi dirinya yang pernah menikah dengan Datuk Meringgih. Ia hanya menceritakan semua duka lara serta sakit hatinya terhadap perilaku Datuk Meringgih, namun ia menyerahkan segala keputusan kepada Samsulbahri. Ia hanya meyakinkan bahwa dirinya masih mencintai Samsulbahri seperti semula, tanpa kesanggupan memaksa Samsulbahri kembali kepadanya. Suatu sikap yang membuat Samsulbahri semakin mencintainya. Ia semakin merasa Sitti Nurbaya membutuhkan perlindungannya.
Adakalanya wanita demi memperoleh keinginannya (La Rose,1984:56) melakukan hal yang merugikan diri sendiri, yaitu mengultimatum, mengancam, mencela, mengejek, mengkritik, merengek, memaksa. Ada pula dengan cara yang lebih halus namun tak kalah menusuk misalnya dengan menyindir-nyindir menceritakan keberhasilan ayahnya, kakak iparnya, bahkan saudara lelakinya tatkala suaminya masih mengalami kemunduran. Apabila wanita selalu ingin mengubah orang lain sesuai dengan keinginannya, hal itu menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki sifat merasa paling benar. Sifat yang tidak memiliki daya pesona bagi sesama.
Wanita seringkali sibuk (La  Rose,1984:64) sibuk memikirkan bagaimana caranya supaya lelaki mau menuruti kehendaknya, supaya lelaki mau berubah sesuai keinginannya? Seringkali kita terkejut, mengapa ada lelaki yang mau memilih wanita yang tidak sebanding dengannya? Tanpa mau memahami bahwa wanita yang dapat menghargai lelaki, yang dapat menghargai sesama, adalah wanita yang memesona.
 Adakalanya menurut La Rose (1984) wanita terkejut mendapati pesaingnya tidak sehebat yang dia pikirkan. Ia pun lalu mengecilkan arti pesaingnya sama dengan ulahnya manakala mengecilkan arti kekasihnya yang pergi meninggalkannya,"Ah...sudahlah, hanya begitu saja, saya juga bisa, malah lebih bagus lagi daripada hasil karyamu..." Suatu ucapan yang mengerdilkan arti perjuangan lelaki. Ucapan yang seringkali melukai harga diri seorang lelaki. Ucapan yang sudah seringkali diterima lelaki sejak masa pertumbuhan dari teman-temannya dalam bermain, ketika mereka saling sikut untuk menang. Apabila ucapan merendahkan tersebut diulangi lagi oleh wanita yang diharapkan akan dicintai selamanya, tentu batin lelaki tersebut akan semakin terluka.
Dengan demikian, wanita yang sanggup menahan diri untuk tidak menekan, memaksa, bahkan mengecilkan karya seorang lelaki demi menuruti kehendak pribadinya, tentulah akan menjadi sosok yang memesona baginya, kendati di mata orang lain ia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Sesungguhnya kebutuhan untuk dihargai dan dikagumi telah tumbuh tatkala anak lelaki masih kanak-kanak ( La Rose,1984:65)
Tetapi seringkali kanak-kanak tumbuh tanpa memperoleh pengaguman, selain tekanan dari sekitar. Â Apabila seorang anak lelaki beranjak menjadi dewasa, kebutuhan untuk dikagumi mungkin merupakan kebutuhan yang berlebihan. Maka, apabila kebutuhan tersebut diperoleh dari seorang wanita yang dapat membangkitkan rasa bangga pada dirinya, kemungkinan ia akan memperoleh kembali harga dirinya. Seringkali disertai ia pun mencintai wanita tersebut.
Ketika Samsu memandang muka Nurbaya dengan sekonyong-konyong terbukalah mulutnya tiada berkata-kata. Hatinya suka bercampur duka. Suka karena bertemu dengan kekasihnya ini, duka karena mengenangkan pengharapannya yang telah putus... rupa  Nurbaya pun sungguh jauh berubah...pipinya seakan cekung, rambutnya pun kusut...menyatakan kedukaan dan kesakitan hati yang tiada terhingga. Sangatlah sedih hati Samsu melihat hal kekasihnya itu... (Rusli, 1922:154)
"...Sungguhkah tiada berubah hatimu kepadaku?"