Kali ini pun ibu duduk disebelahku sambil mengupas mangga gadung yang keharumannya sudah tercium.
"Ingin cerita apa anak mama ini?" tanya ibu sambil mengirisnya kecil-kecil kemudian meletakkannya di piring yang sudah terdapat garpu. Aku pun mencicipinya. Hmm...manis.
"Untuk urusan cinta, tak ada teman curhat yang netral selain mama,"kataku. Ibuku tertawa menatapku.
"Jatuh cinta ke berapa kali ini? Satu-satunya anak lelakiku yang terkesan playboy hanya Kamu. Dari keenam anakku, dua perempuan dan empat lelaki. Semuanya kalau pacaran satu orang dan awet sejak SMA, malah ada yang sejak SMP. Hanya Kamu yang agak-agak playboy,"komentar ibu sambil masih meletakkan irisan mangga di piring. Aku tertawa saja.
"Lelanange jagat, meniru Arjuna versi wayang Jawa. Semoga yang tersakiti hatinya tidak menyumpah-nyumpah nih,"lanjut mama lagi sambil meletakkan pisau. Siap mendengarkan curhatku.
"Aku bingung nih, Ma,"aku memulai ceritaku, "Aku punya teman wanita. Begitu melihat fotoku berduaan dengan wanita lain, padahal itu foto papa dan mama semasa muda, ia pun marah. Ia cemburu. Saat ia bertanya siapakah cewek itu? Kujawab pacarku. Ia pun berlalu. Sejak saat itu sampai sekarang, ia menghilang bagai angin lalu."
"Lalu, ada yang lain lagi, pastinya,"tebak ibu dan aku pun mengiyakan.
"Yang satunya lain lagi sikapnya. Slow deh Ma. Ia nggak marah. Ia tetap memanggilku sayang walaupun kutunjukkan ada wanita lain."
"Tidak marah sama sekali?"
Hm...aku teringat beberapa bulan lalu.
"Ada sih Ma. Tapi ulahnya lucu. ia gunakan foto-fotoku untuk profil. ...