"Duh, Kamu cari masalah saja,"jawab Santi lagi.
"Ia ingin merasakan sensasi rasa nggak nyaman di hati,"sahutku.
"Sensasi rasa nggak nyaman di hati itu namanya dosa,"jawab Aditya.
"Teruskan Jon ceritanya,"kata Mira.
"Setiba di tempat, kulihat cewek itu. Cantik. Muda belia. Tapi...
"Kamu nggak selera? Ah,bohong,"keras suara Santi.
 "Tuh, emak-emak belum-belum sudah nggak percaya tuh,"jawab Jono tertawa.
"Tapi bagaimana? Mengapa?" lanjut Santi.
       "Gadis belia. Cantik. Aku jadi ingat awal aku mengenal isteriku. Ia kubuntuti dari belakang ingin tahu ke mana dia sepulang kuliah, mengapa lurus saja nggak belok menuju gang rumahnya. Ternyata ia menuju warung makanan. Di sana ia langsung menyingsingkan lengan blusnya, mengangkat piring yang menumpuk lalu mencucinya. Kudekati ia setelah mengendap-endap. Mengapa Kamu di sini? Mengerjakan ini? Jawabnya ini warung orangtuaku."
"Huhu...aku terharuu,"goda Aditya. Jono tertawa kemudian menyahut,
       "Tentu saja. Selain cekatan yang menjadi kebiasaan setelah berumah tangga, ia pun setia. Walaupun bentuk tubuh iateriku tidak  seindah gadis belia itu. Tapi aku merasa ilfil ...