Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Bilang Istriku

18 Oktober 2020   08:51 Diperbarui: 18 Oktober 2020   09:00 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Senja masih tampak memerah. Waktu menunjukkan pukul 18.01. Kami masih duduk di teras dekat taman kampus menunggu jam terakhir pukul 18.30 yang akan  berakhir pukul 20.30. 

Angin senja berhembus menerpa dedaunan  menebarkan kesegaran.  Beberapa teman bergerombol dan bergurau, walaupun ada juga yang menyendiri ditemani buku dan gawainya.

           "Ada yang ingin cerita nggak? Yang serem-serem atau yang lucu-lucu juga boleh,"pinta Mira memandang kami berlima satu per satu.

          "Seharian kerja, lalu kuliah sore hari, jenuh juga senja ini,"lanjutnya.

            Aditya mendekat kemudian duduk bersila di teras yang lebih tinggi dengan lagak siap bercerita.

             "Ayo Pak Dalang, kami siap mendengarkan,"kata Santi. Kami berlima senja itu. Aku, Tyas, Mira, Aditya, dan Jono. Kebetulan kami sekelompok pada mata kuliah jam pertama tadi.

          "Seringkali setelah kuliah selesai, aku nggak segera  pulang. Aku putar-putar keliling kota. Tahu nggak?"

            "Nggak tahu,"sahut Mira sambil memainkan gawainya.

            "Lebih dari sekali, setelah pukul 12 lewat, di jalan tol sekitar 200 meter menuju belokan ke rumahku, kulihat nenek-nenek menyeberang. Hih...serem deh. Rambut putihnya selalu terurai, memakai longdress warna putih tulang."

            "Kamu sih, setelah kuliah nggak segera pulang,"sahut Jono.

            "Kamu selalu pulang, Jon?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun