Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Si Cantik Dikalahkan?

1 Oktober 2020   20:13 Diperbarui: 4 Oktober 2020   04:56 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi karakter perempuan. (sumber: KOMPAS/Handining)

Sebetulnya tidak sesimpel itu juga. Bagaimanapun, nasib baik maupun buruk tokoh harus terkesan logis dan umum, bukan hanya sesuai dengan selera pengarang.

Pengarang meminggirkan wanita cantik, tentu bukan karena iri. Selain kecantikan adalah anugerah, yang berarti semua manusia pada dasarnya indah, kecantikan pun tidak untuk disombongkan apalagi diberdayakan untuk memanfatkan orang lain. 

Pada era masa kini setelah produk kecantikan dan sarana mempercantik berserak dan bisa dibeli oleh yang memiliki uang, menyorot tokoh yang masih mengandalkan kecantikan, tentu dapat dicari nilai-nilai yang akan disampaikan pengarang berkaitan dengan karakter tokoh tersebut.

Dalam novel Layar Terkembang juga dapat dicari alasan mengapa pengarang "mematikan" tokoh Maria, bukan? Maria dianggap jalan pikirannya tidak seirama dengan Yusuf. 

Yusuf sebagai dokter kelak tentu sibuk, ditunjang dengan keinginannya untuk ikut serta memajukan bangsanya yang saat itu belum merdeka, tentu sangat sibuk. Maria, apa kesibukannya? Ia hanya senang berdandan, setelah itu ia akan melewatkan waktunya untuk merindukan Yusuf.

Waktu 24 jam sebetulnya sangat singkat jika Maria mau meniru kakaknya, Tuti, selain sibuk membereskan pekerjaan rumah, juga mengajar dan menulis. 

Dalam kesendiriannya, ia tidak merasa kesepian, bahkan berani "memutuskan" pertunangan dengan Hambali yang dianggap jalan pikirannya tidak seirama dengannya. Tuti menganggap Hambali hanya memikirkan pekerjaan kemudian mengharap kapan menerima gaji. 

Maria yang tidak setuju dengan jalan pikiran kakaknya semakin membantah ketika diingatkan agar mencari kesibukan.Ia membantah ketika diingatkan agar tidak menggunakan waktu luangnya untuk memikirkan Yusuf yang bisa jadi, sibuk bekerja.

Seseorang yang tengah bekerja kemudian diganggu dengan ditelepon-telepon walaupun menyatakan rindu, tentu terganggu apalagi jika dilakukan berkali-kali dalam sehari. 

Selain menelepon juga stalking, memfollow semua media sosial pasangannya, lalu mencurigai sedang apa pasangannya? Jangan-jangan tengah bersama wanita lain? Prasangka yang akhirnya menjadikannya posesif. Semakin memfokuskan waktunya untuk mencurigai pasangannya. Ulah yang membuat pasangan merasa gerah dan merasa dibatasi gerak-geriknya.

Selain itu, bisa jadi semakin mengirimi dengan ungkapan-ungkapan betapa beruntung pasangannya memiliki perempuan seperti dirinya, yang mau menghamba kepadanya sampai mengabaikan pekerjaannya, padahal pekerjaannyalah  yang memberikan kemandirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun