"Bagaimana rasanya banyak isteri, Oom?" Boy bertanya asal saja sambil menyelesaikan suapan terakhirnya dari kepiting telur di depannya.
"Nggak enaknya ya?" pak Wira menatapnya sekilas,
"Saat ada anggota  rumah A sedang sakit, anggota rumah B juga sakit. Pada waktu yang bersamaan pula. ingin rasanya membelah diri. Hehehe...
"Sedihnya kalau diprotes anak, Papa nggak pernah mau mengambilkan raportku alasan sibuk, sibuk melulu. Tapi giliran nambah isteri lagi nggak merasa sibuk. Duh...rasanya hati ini tersayat."
"Belum lagi kenangan tentang Tania yang tiba-tiba hilang ya Oom."
"Betul. Itu juga kepedihan," jawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H