''Enggak!'' geleng Amanda.
Wajah Inu berubah jadi masam. Bergaya seperti itu, tetap saja cakep di mata Amanda.
''Cintaku bertepuk sebelah tangan dong''.
''Iya, hahahaha...'', Amanda tertawa.
Hape di saku jins Amanda berdering. Ia bergegas mengambil dan mengangkatnya. Inu tetap menungguinya.
''Jangan lupa nanti malam kita nongkrong sambil diskusi membahas acara kita'', Boy, teman wartawannya mengingatkan.
''Boleh bawa pacar tidak?'', Amanda menatap Inu yang mengernyitkan keningnya.
''Sudah punya pacar? Cepet banget dapetnya. Kapan jadian?''.
''Baru saja jadiannya. Masih fresh from oven. Haahahaha''.
Senja semakin sempurna, perlahan merambat menuju petang. Adzan maghrib terdengar membahana.
''Sore-sore seperti ini, tidak elok anak gadis masih berada di luar rumah. Bisa diculik perwira ganteng. Saya pulang dulu''.