Mohon tunggu...
Nanda Lulu
Nanda Lulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa yang menyelesaikan tugas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Lingkungan Belajar untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di SLB Idayu 2 Kabupaten Malang

8 Juli 2024   11:25 Diperbarui: 8 Juli 2024   11:29 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga pendidikan formal yang didedikasikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Fokus utamanya adalah proses pembelajaran, yang diatur oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. Undang-undang tersebut menekankan pentingnya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan oleh individu, masyarakat, bangsa, dan negara (UU Sisdiknas, 2006). 

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, terdapat faktor intern (seperti genetika, motivasi, dan minat) dan ekstern (termasuk lingkungan belajar). Faktor-faktor ini memengaruhi kemampuan peserta didik dalam memproses informasi. Lingkungan belajar yang kondusif mendukung interaksi guru-siswa yang efektif dan menyediakan sumber daya yang diperlukan ((Nasution et al., 2022; Baharun, 2015). 

Lingkungan belajar adalah komponen krusial dalam proses pendidikan yang harus diperhatikan oleh guru. Lingkungan belajar yang nyaman dalam proses pembelajaran akan membantu memotivasi belajar siswa dalam memunculkan rasa ingin tahu, berinteraksi sesuai penjelasan guru, juga membantu mengkonkretkan sesuatu yang abstrak ((Sarnoto & Romli, 2019).

  • Deskripsi Kegiatan Magang

Dalam kegiatan magang di Sekolah Luar Biasa (SLB) Idayu 2 Kabupaten Malang kami peserta magang dibagi menjadi beberapa divisi, yaitu Divisi Pengajaran, Divisi Administrasi, dan Divisi Kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatan magang yang dilakukan oleh kami berdurasi 760 jam dengan waktu kerja 8 jam sehari dan dalam lima hari dalam satu minggu. 

Kegiatan utama yang ada di Divisi Pengajaran adalah mengajar dan mendampingi siswa dengan berbagai jenis kebutuhan khusus, mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, serta menyusun PPI (Program Pembelajaran Individual) untuk setiap siswa. 

Selain itu, peserta magang juga bertugas melakukan evaluasi perkembangan siswa bekerja sama dengan guru kelas. Semua tugas ini akan dibagi kepada beberapa orang dalam satu divisi. Selama kegiatan magang, kami terlibat dalam berbagai tugas dan tanggung jawab, antara lain:

Mengajar dan Mendampingi Siswa

Kami mengajar berbagai mata pelajaran sesuai kurikulum yang telah disesuaikan dengan kebutuhan khusus siswa. Kami juga mendampingi siswa dalam kegiatan belajar sehari-hari, memastikan setiap siswa mendapatkan perhatian yang diperlukan.

Pengembangan Modul Ajar

Menyusun materi ajar yang menarik dan sesuai dengan kemampuan siswa termasuk penggunaan alat bantu visual dan teknologi pendidikan khusus. Kami setiap minggu dua kali membuat modul ajar untuk kelas yang berbeda -- beda yakni SDLB, SMPLB, SMALB.

Penyusunan Rencana PPI (Program Pembelajaran Individual)

Bersama dengan guru utama dan ahli terapi, kami menyusun dan memperbarui PPI untuk setiap siswa, yang mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang bagi perkembangan akademis dan sosial siswa.

Evaluasi Perkembangan Siswa

Melakukan evaluasi berkala terhadap kemajuan siswa melalui observasi langsung. Menyusun laporan perkembangan siswa yang akan dibahas dalam rapat dengan orang tua dan tim pengajar.

Kegiatan Ekstrakurikuler

Mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, menari dan mewarnai yang diikuti oleh siswa. Terdapat juga kegiatan lainnya yakni P5 kegiatan tersebut berupa ekobrik dan keterampilan hiasan dinding salah satu program yang kami bentuk adalah pembuatan bulu kawat untuk siswa.

Kegiatan Administratif

Membantu dalam tugas-tugas administratif seperti pendataan siswa, pengelolaan dokumentasi, dan persiapan bahan ajar. Mengkoordinir kegiatan harian dan memastikan kelancaran operasional kelas.

Peran Lingkungan Belajar untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di SLB Idayu 2 Kabupaten Malang

Temuan penelitian kami tentang peran lingkungan belajar menunjukkan bahwa lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran pada siswa berkebutuhan. Beberapa aspek lingkungan belajar yang ditemukan meliputi:

Sumber Pembelajaran

Guru menggunakan berbagai sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, seperti buku cetak, buku guru dan siswa, serta Lembar Kerja Siswa (LKS).

Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan terdiri dari media audio, visual, dan audiovisual. Media audio berupa penjelasan langsung dari guru, sementara media visual meliputi bacaan, gambar, dan ilustrasi. Media audiovisual digunakan untuk menunjukkan video yang relevan dengan materi.

Teknik Penilaian

Guru menggunakan berbagai teknik penilaian untuk mengevaluasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Penilaian sikap meliputi sikap spiritual dan sosial, penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan, sedangkan penilaian keterampilan dilakukan melalui tes praktik dan portofolio.

Lingkungan belajar yang optimal sangat penting dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus. Penggunaan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran ((Mais, 2016). 

Media audio, visual, dan audiovisual memberikan variasi yang membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Penilaian yang komprehensif, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, memungkinkan guru untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan siswa. Penilaian sikap tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga mencakup sikap spiritual dan sosial, yang penting untuk perkembangan holistik siswa.

Dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi peserta didik berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Idayu 2 Kabupaten Malang, terdapat berbagai kendala dan faktor penghambat yang perlu diperhatikan. 

Kendala-kendala ini tidak hanya mempengaruhi proses pembelajaran sehari-hari, tetapi juga berdampak pada efektivitas dan efisiensi pembelajaran secara keseluruhan. Pemahaman yang mendalam mengenai kendala-kendala ini sangat penting bagi para pendidik dan pihak terkait untuk dapat mengembangkan strategi yang tepat guna mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa kendala utama yang dihadapi dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif di SLB Idayu 2 :

Mood Siswa yang Berubah-ubah

Mood siswa yang berubah-ubah setiap saat menjadi kendala utama yang mempengaruhi kedisiplinan dan konsistensi dalam pembelajaran. Hal ini mengharuskan guru untuk memiliki strategi fleksibel dan pendekatan yang dapat menyesuaikan dengan keadaan emosional siswa.

Perbedaan Karakteristik/Ketunaan

Adanya perbedaan karakteristik dan ketunaan dalam satu kelas membuat pemberian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) harus disesuaikan secara individual. Penyesuaian ini membutuhkan waktu dan usaha ekstra dari guru untuk memastikan setiap siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tingkatan Kelas yang Beragam dalam Satu Ruang

Dalam satu kelas, terdapat berbagai tingkatan kelas yang berbeda, seperti kelas A yang terdiri dari tingkat kelas 2 dan 5, serta kelas B yang terdiri dari tingkat kelas 3 dan 5. Hal ini menimbulkan tantangan dalam pemilihan materi ajar yang harus dibedakan dan disesuaikan dengan tingkatan kelas masing-masing siswa.

Penyajian Materi yang Sederhana

Penyajian materi harus disederhanakan semaksimal mungkin agar mudah dipahami oleh siswa dengan kebutuhan khusus. Guru harus mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara jelas dan sederhana.

Media Pembelajaran yang Menarik

Pembelajaran harus ditunjang dengan media pembelajaran yang menarik untuk menjaga perhatian dan minat siswa. Media visual, audio, dan audiovisual digunakan untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi.

Ice Breaking dalam Pembelajaran

Ice breaking atau kegiatan selingan dalam pembelajaran diperlukan untuk mencegah kebosanan dan menjaga semangat belajar siswa. Aktivitas ini membantu siswa tetap fokus dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun