Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dibalik Jendela

16 Juli 2023   16:05 Diperbarui: 17 Juli 2023   21:01 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Rumah. (Sumber Gambar: pexels.com/Rıfat Gadimov)

Suasana petang yang kelam menyelimuti sebuah desa terpencil di pinggiran hutan. Angin sepoi-sepoi menerpa daun-daun pohon, menciptakan suara desiran yang menakutkan. Di dalam sebuah rumah tua yang terletak di tengah desa, tinggal seorang wanita paruh baya bernama Anita.

Anita adalah seorang janda yang hidup sebatang kara setelah suaminya meninggal dunia secara tragis dalam kecelakaan mobil. 

Kehidupannya yang sunyi dan kesepian membuat Anita terobsesi dengan misteri-misteri yang melibatkan dunia gaib. Dia sering kali membaca buku tentang hantu dan mencari petunjuk di internet tentang cara memanggil arwah orang yang telah meninggal.

Suatu hari, Anita mendengar kabar dari tetangganya tentang sebuah cerita urban legend yang beredar di desa mereka. Konon, di malam hari, jika seseorang menatap jendela rumah Anita dengan saksama, mereka akan melihat wujud suaminya yang meninggal dalam kecelakaan itu.

Tak bisa menahan rasa penasaran, Anita mulai memantau jendela rumahnya setiap malam. Setiap kali suara angin berdesis, dia berharap dapat melihat suaminya sekali lagi. Malam demi malam berlalu, namun Anita tak pernah melihat apa pun yang menyerupai wujud suaminya.

Hingga pada suatu malam, ketika Anita mulai menyerah dan hampir kehilangan harapan, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Saat ia menatap jendela, bayangan suaminya mulai muncul. Wujudnya tampak kabur dan samar, tetapi Anita begitu yakin itu adalah suaminya.

Dalam kegembiraan yang tak terkendali, Anita membuka pintu dan berlari keluar menuju jendela. Namun, ketika ia tiba di sana, ia hanya menemukan kekosongan yang gelap. Tidak ada suaminya, tidak ada apapun. Hanya angin malam yang menghembuskan kesedihan ke wajahnya.

Dalam kebingungan dan kekecewaan, Anita berbalik untuk kembali ke dalam rumahnya. Namun, ketika dia menginjakkan kaki di lantai rumah, dia merasa ada yang tidak beres. Ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya, semakin mendekat dengan cepat.

Dalam ketakutan yang luar biasa, Anita berusaha untuk melarikan diri, tetapi kekuatannya seperti dihisap habis oleh kehadiran yang mengerikan ini. Suara langkah kaki semakin dekat dan napas Anita semakin sesak. Tanpa pilihan lain, Anita berputar untuk menghadapi ancaman ini.

Namun, saat dia menoleh, yang terlihat hanyalah kehampaan dan kesunyian. Tidak ada apa-apa di belakangnya, kecuali ruangan kosong yang gelap. Anita berdiri dengan nafas terengah-engah, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

Tiba-tiba, suara langkah kaki kembali terdengar. Kali ini, datang dari depan. Anita memalingkan kepalanya dan terperangah melihat suaminya yang sebenarnya berdiri di hadapannya. 

Matanya terbuka lebar dengan kegelapan yang mengisi irisnya. Dia melangkah maju dengan perlahan, tangan terulur untuk meraih Anita.

Ketakutan yang tak terkendali menguasai Anita. Dia menyadari bahwa apa pun yang dia lihat sebelumnya hanyalah ilusi. Suaminya yang sebenarnya telah berubah menjadi makhluk yang tak dikenal, entitas jahat yang telah mempermainkan kelemahannya.

Teriakan Anita pun menggema di dalam rumah tua itu, tetapi suaranya tidak ada yang mendengarnya. Dia berjuang untuk melawan, tetapi semakin dia mencoba bergerak, semakin dia merasa terikat oleh kekuatan jahat yang tak terlihat.

Ketika Anita berada dalam cengkeraman kengerian, tiba-tiba suasana berubah menjadi tenang. Cahaya remang-remang menyinari ruangan yang gelap, dan kehadiran makhluk jahat itu tiba-tiba menghilang begitu saja. Sebuah energi yang tak terduga melintas melalui tubuh Anita, membawanya ke dalam keadaan hampir tak sadarkan diri.

Saat Anita membuka matanya, dia terkejut mendapati dirinya berada di tempat yang sama, namun di hadapannya berdiri seorang pria yang tidak dikenal. Pria itu memiliki aura yang tenang dan wajah yang lembut. Dia adalah seorang paranormal terkenal di desa itu.

"Demi kebaikanmu, Anita, aku datang untuk menyelamatkanmu," ujar pria itu dengan suara yang menenangkan.

Anita yang masih dalam kebingungan dan takut, bertanya, "Siapa kamu? Dan apa yang terjadi padaku?"

Pria itu tersenyum lembut, "Namaku Dharma. Aku adalah seorang paranormal yang telah memantau aktivitasmu selama beberapa waktu. Aku melihat ketertarikanmu pada dunia gaib, dan aku merasa bahwa kamu terperangkap dalam suatu kekuatan jahat."

Anita merasa lega mengetahui bahwa ada seseorang yang memperhatikannya dan bersedia membantu. Dia memberanikan diri bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Mengapa aku hampir jadi korban makhluk jahat itu?"

Dharma menjelaskan, "Kamu telah terkena pengaruh kekuatan jahat yang sangat kuat. Makhluk itu mencoba memanfaatkan obsesimu terhadap suamimu yang telah meninggal untuk mempermainkanmu. Mereka ingin mengambil nyawamu."

Anita merenung sejenak, lalu berkata, "Aku tahu aku terobsesi, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa hal itu dapat membahayakan hidupku. Apakah ada cara untuk melepaskan diriku dari pengaruh jahat ini?"

Dharma mengangguk, "Ada cara, tetapi prosesnya tidak mudah. Kamu harus membuktikan kepada dirimu sendiri bahwa kamu siap untuk melepaskan obsesimu dan menerima kepergian suamimu. Hanya dengan pembebasan diri ini, kamu bisa mengusir makhluk jahat tersebut."

Anita mengambil napas dalam-dalam. Meskipun takut, dia menyadari bahwa inilah satu-satunya peluangnya untuk melawan kekuatan jahat tersebut. Dia menarik keberanian dari dalam dirinya dan bersumpah untuk membebaskan dirinya dari belenggu obsesi dan rasa takut.

Selama berhari-hari, Anita menjalani proses pemulihan bersama Dharma. Dia belajar menghadapi rasa kehilangan dan menerima kenyataan bahwa suaminya telah tiada. Dia melibatkan diri dalam kegiatan sosial dan mendapatkan dukungan dari tetangga dan teman-temannya.

Lama kelamaan, Anita mulai merasakan beban obsesinya yang berkurang. Dia merasa lebih kuat dan lebih mampu mengendalikan pikirannya. 

Pada suatu malam yang cerah, setelah berbulan-bulan melakukan perjuangan, Anita merasa dirinya siap untuk menghadapi makhluk jahat yang pernah hampir merenggut nyawanya.

Dharma dan Anita melakukan ritual khusus di dalam rumah itu. Dengan setiap langkah yang diambil, Anita merasakan kekuatan dan keyakinan yang semakin menguat. Mereka berdua berdiri di depan jendela yang pernah menjadi saksi kejadian mengerikan.

Anita menatap jendela tanpa ketakutan, tanpa obsesi yang merayap di dalam dirinya. Dia melihat bayangan suaminya yang meninggal dengan tenang dan lembut. 

Tanpa rasa sakit atau penderitaan, suaminya mengangkat tangan dan memberikan senyuman yang penuh cinta kepada Anita.

Makhluk jahat yang sebelumnya menghantui Anita merasa terdesak. Energi positif dan ketenangan Anita memancar begitu kuat sehingga makhluk itu terdorong ke dalam kegelapan yang tak terbatas. Dengan suara keras, makhluk itu menghilang dan tak pernah muncul kembali.

Anita tersenyum dengan perasaan lega dan pembebasan yang tak terkatakan. Dia menyadari bahwa obsesinya telah membuatnya rentan, tetapi sekarang dia telah menemukan kekuatan dalam dirinya untuk mengatasi rasa takut dan obsesi itu sendiri.

Dharma memandang Anita dengan bangga. "Kamu telah berhasil melewati ujian ini, Anita. Sekarang, jangan biarkan kegelapan masa lalu menguasai hidupmu. Jadilah kuat, teruslah bergerak maju, dan tinggalkan kejadian itu di belakang."

Anita merasakan ketenangan yang luar biasa di hatinya. Dia bersyukur atas bantuan Dharma dan memutuskan untuk menjalani hidup yang baru dengan penuh keberanian dan kasih sayang. 

Dia menutup jendela, mengunci pintu masa lalunya, dan memulai babak baru yang bebas dari belenggu obsesi dan kegelapan.

Sejak itu, Anita hidup dengan bahagia dan mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang-orang yang terjebak dalam obsesi dan trauma yang serupa. 

Dia menjadi sumber inspirasi dan harapan bagi mereka yang berjuang melawan kekuatan gaib yang mengancam kehidupan mereka.

Beberapa bulan setelah peristiwa itu, suatu pagi ketika Anita membuka surat pagi di depan pintu, ada sebuah amplop berwarna hitam yang menarik perhatiannya. Dengan hati yang berdegup kencang, Anita membukanya dan menemukan sebuah foto di dalamnya.

Tak lama setelah dia melihat foto itu, ekspresinya berubah menjadi ketakutan dan kebingungan. Foto itu menampilkan dirinya sendiri sedang berdiri di depan jendela rumahnya, tetapi ada hal yang sangat mencolok.

Di belakang Anita, di balik jendela, ada sosok bayangan yang memegang tangannya. Di sudut foto tersebut, ada bayangan gelap yang menonjol. 

Anita mencoba melihat lebih dekat foto itu, bayangan gelap itu terlihat sangat mirip dengan dirinya sendiri, namun dengan senyuman jahat di wajahnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun