Kemudian saat ini setelah kondisi mulai membaik, terutama di Indonesia, setelah kurva pandemi sedikit (kembali) melandai, kita mulai kembali beraktifitas secara normal.
Kita kembali bekerja, meeting, sekolah, dan aktifitas lainnya yang berangsur-angsur benar-benar akan memasuki era normal baru.
Nah, Clubhouse gagal melihat hal ini. Produk yang mereka luncurkan tidak bisa memberikan solusi yang dibutuhkan seperti platform media sosial lainnya yaitu masalah komunikasi.
Jumlah pengguna aktif harian di Clubhouse turun drastis setelah orang-orang mulai keluar dan kembali ke kehidupan normal mereka.
Hal ini mengajarkan bahwa kita harus bisa memperhitungkan apa saja elemen penting kesuksesan produk kita yang masih dan sudah tidak relevan lagi.
Apapun produk dan layanan perusahaan, jika tidak mampu dan tidak jeli melihat relevansi terhadap kondisi terkini maka produk dan layanan tersebut akan menjadi kuno serta ditinggalkan penggunanya.
Kesimpulan
Menggunakan strategi eksklusivitas akan dapat membantu perusahaan membangun basis konsumen yang setia dan tidak sabar menunggu kesempatan untuk merasakan produk baru yang tentu lebih (dan lebih) eksklusif lagi.
Ketika perusahaan selektif tentang produk dan layanan apa dan siapa saja konsumen yang bisa merasakan produk tersebut, maka hal itu akan mampu menciptakan rasa penasaran yang tinggi.
Semakin sedikit atau langka produk yang tersedia, malah membuat semakin menarik dan istimewa di mata konsumen.
Namun sekali lagi, semua itu harus kembali disesuaikan dengan segmentasi pasar tempat di mana perusahaan berkompetisi.
Terakhir, dengan kemampuan memberikan produk yang berbeda maka perusahaan akan mampu membantu konsumen merasa berbeda.